Jumat, 28 Januari 2011

AMOS 4:1-13 UNTUK PENGUASA INDONESIA


4:1 "Dengarlah firman ini, hai para penguasa yang gemuk-gemuk, yang ada di puncak kekuasaan, yang memeras orang lemah, yang menginjak orang miskin, yang mengatakan kepada pejabat-pejabat: bawalah ke mari, supaya kita minum-minum!
4:2 Tuhan ALLAH telah bersumpah demi kekudusan-Nya: sesungguhnya, akan datang masanya bagimu, bahwa kamu diangkat dengan kait dan yang tertinggal di antara kamu dengan kail ikan.
4:3 Kamu akan meninggalkan kursi empukmu, masing-masing kehilangan jabatan, dan kamu akan diseret ke arah Cipinang," demikianlah firman TUHAN.
4:4 "Datanglah ke Jakarta dan lakukanlah perbuatan jahat, ke Senayan dan perhebatlah perbuatan jahat! Bawalah rencana-rencana busukmu pada waktu pagi, dan uang hasil korupsi pada hari yang ketiga!
4:5 Berziarahlah ke tanah suci dan dirikan rumah ibadah dan maklumkanlah slogan-slogan pembelaan rakyat miskin; siarkanlah itu! Sebab bukankah yang demikian kamu sukai, hai para penguasa?" demikianlah firman Tuhan ALLAH.
4:6 "Sekalipun Aku ini telah membuat rakyatmu giginya tidak tersentuh makanan di segala kotamu dan kekurangan nasi di segala tempat kediamanmu, namun kamu tidak berbalik kepada-Ku," demikianlah firman TUHAN.
4:7 "Aku pun telah menahan hujan dari padamu, sehingga petani gagal panen; Aku menurunkan hujan ke atas kota yang satu sehingga banjir dan tidak menurunkan hujan ke atas kota yang lain; ladang yang satu kebanjiran, dan ladang yang tidak kena hujan, menjadi kering;
4:8 penduduk dua tiga kota pergi terhuyung-huyung ke satu kota untuk minum air, tetapi mereka tidak menemukan air; namun kamu tidak berbalik kepada-Ku," demikianlah firman TUHAN.
4:9 "Aku telah memukul kamu dengan hama dan penyakit padi, telah melayukan taman-tamanmu dan kebun-kebun palawija, pohon-pohon buah-buahan dan pohon-pohon budidayamu dimakan habis oleh belalang, namun kamu tidak berbalik kepada-Ku," demikianlah firman TUHAN.
4:10 "Aku telah melepas AID’S ke antaramu seperti kepada orang Afrika; Aku telah membunuh terunamu dengan narkoba pada waktu asik menikmati hiburan malam; Aku telah membuat bau busuk tubuhmu karena penyakit sampai tercium oleh hidungmu; namun kamu tidak berbalik kepada-Ku," demikianlah firman TUHAN.
4:11 "Aku telah meratakan kota-kota di antara kamu dengan tsunami dan letusan gunung berapi, seperti Allah menjungkirbalikkan Sodom dan Gomora, sehingga kamu menjadi seperti puntung yang ditarik dari kebakaran, namun kamu tidak berbalik kepada-Ku," demikianlah firman TUHAN.
4:12 "Sebab itu demikianlah akan Kulakukan kepadamu, hai penguasa Indonesia. -- Oleh karena Aku akan melakukan yang demikian kepadamu, maka bersiaplah untuk bertemu dengan Allahmu, hai penguasa Indonesia!"
4:13 Sebab sesungguhnya, Dia yang membentuk gunung-gunung dan menciptakan angin, yang memberitahukan kepada manusia apa yang dipikirkan-Nya, yang membuat fajar dan kegelapan dan yang berjejak di atas bukit-bukit bumi -- TUHAN, Allah semesta alam, itulah nama-Nya.

Kamis, 27 Januari 2011

LUCUNYA NEGERI INI


Akhir-akhir ini sudah banyak kejadian yang lucu di negeri ini yang dilakukan oleh para tokoh politik atau pejabat negara. Ada bupati yang dipenjara tapi masih bisa melantik pejabat eselonnya. Dia terkena kasus korupsi tapi ketika melantik salah satu sumpah yang diucapkan oleh pejabat adalah tidak akan menggunakan uang rakyat secara tidak sah atau tidak akan korupsi. Bagaimana para pejabat itu akan berpegang teguh pada sumpahnya bila yang melantiknya seorang koruptor? Kelucuan terakhir adalah adanya gerakan koin 100 untuk membayar gaji presiden. Hal ini disebabkan presiden dalam forum resmi, entah alasannya apa, menyatakan bahwa sudah 7 tahun gajinya tidak naik padahal saat ini jumlah rakyat miskin di Indonesia masih terbilang cukup tinggi.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2010 jumlah orang yang masuk dalam kategori miskin sejumlah 35 juta orang, meski menurut data Bank Dunia angka kemiskinan di Indonesia mencapai hampir 100 juta orang. Perbedaan yang mencolok ini dijelaskan oleh humas BPS, Sairi Hasbulah adanya perbedaan dalam standar penduduk yang disebut miskin. Menurut data Kompas, angka kemiskinan di Indonesia pada tahun 2010 sebesar 13,3% atau 31,02 juta jiwa dari 135 juta jiwa penduduk Indonesia. Menurut direktur Bidang Ekonomi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, Prasetijono Widjojo, angka kemiskinan harusnya dibawah 12%. Maka Wapres Budiono menekankan agar para kepala daerah bekerja lebih giat lagi sehingga dapat menekan angka kemiskinan menjadi 12%.

Bila melihat pernyataan para pejabat maka sebetulnya negara kita masih termasuk negara miskin. Apalagi bila kita memakai standart Bank Dunia bahwa orang Indonesia disebut miskin bila dia berpenghasilan Rp 20,000.00/ hari. Sedangkan menurut BPS hanya Rp 7000,00/ hari. Standart BPS ini yang menjadi patokan pemerintah, banyak dikritik oleh para LSM sebab dianggap sangat tidak manusiawi. Dengan demikian pada tahun 2010 ada 13,3% orang yang berpenghasilan dibawah atau sebesar Rp 7000.00/ hari. Bila melihat harga barang yang ada saat ini apakah cukup uang Rp 7000,00 untuk hidup bagi satu orang apalagi bila dia berkeluarga. Harga beras di pasar pada umumnya sekitar Rp 6500.00/ kg. Jadi bila dia berpenghasilan hanya Rp 7000.00/ hari dia hanya dapat membeli beras 1 kg. Lalu beras itu diapakan? Bila mau menanak beras pun membutuhkan minyak tanah yang harganya Rp 2500.00/ liter.

Dalam situasi sulit seperti ini tanpa malu presiden mengeluh soal gajinya yang tidak naik setelah 7 tahun. Menurut data Tempo interaktif, gaji presiden sebesar Rp 62 juta/ bulan sedang dana taktis atau operasional dan keluarganya sebesar Rp 2 Milyard. Bila sudah ada taktis untuk presiden dan keluarganya maka dapat dikatakan gaji presiden itu utuh. Dapat disimpan untuk menumpuk kekayaannya. Maka meski gaji tidak naik tapi kekayaan SBY tetap naik. Menurut Detik.com pada tahun 2009 jumlah kekayaan SBY sebesar Rp 6.848.049.611 atau US$ 246.389 dan pada tahun 2010 jumlah kekayaannya naik Rp 1 M menjadi Rp 7.616.270.204 atau US$ 269.730.

Drajad Wibowo seorang pengamat ekonomi berpendapat bahwa kenaikan gaji presiden dan semua jajaran pegawai negeri akan memicu inflasi sebab akan memicu kenaikan gaji di semua sektor lini. Bila inflasi tinggi maka rakyat miskin akan semakin miskin. Bagaimana seorang presiden yang memimpin negara yang tergolong miskin masih tega mengeluh di depan forum resmi tentang gajinya tanpa bertimbang dengan situasi kehidupan sebagian besar rakyatnya yang masih dibawah garis kemiskinan. Mungkin SBY ingin membuat pencitraan diri dengan menyatakan dialah presiden yang hebat sehingga meski gajinya tidak naik selama 7 tahun tapi masih tetap menjadi presiden. Tapi pencitraan ini dinyatakan pada saat yang tidak tepat sebab saat ini banyak rakyat yang menderita akibat banyak terjadi bencana, gagal panen akibat cuaca yang tidak menentu yang memicu kenaikan harga-harga kebutuhan pokok. Inilah lucunya negeri ini. Pemimpin yang seharusnya berpikir bagaimana rakyatnya dapat hidup sejahtera ternyata hanya memikirkan dirinya sendiri dan mengeluh soal kenaikan gaji.

Rabu, 26 Januari 2011

PEMBAWA TERANG


Seorang teman bercerita dengan penuh semangat tentang pelayanannya bagi umat Katolik yang berkekurangan. Dia meyakini bahwa kita harus melayani umat terlebih dahulu baru setelah itu melayani orang lain. Hal ini dikatakan sebab dia melihatku sering melakukan aktifitas pelayanan bagi orang-orang diluar Gereja Katolik. Baginya semua itu bukan urusanku, melainkan diserahkan saja pada lembaga agama masing-masing. Setiap agama berkewajiban melayani umatnya. Bukan sibuk memaksakan kehendaknya dengan berbagai cara atau mengurusi masalah tata ibadat orang lain atau bahkan membuat teror yang meresahkan semua orang.

Pendapat temanku ini memang sering kudengar bahwa orang hanya melayani sesama yang seagama. Padahal bila belajar dari apa yang diajarkan oleh Yesus maka jelas bahwa sekat-sekat karena agama, suku, ideologi, dan sebagainya harus diruntuhkan. Dalam kisah perumpamaan orang Samaria yang baik hati jelas sekali menunjukkan bahwa sesama adalah semua orang bahkan musuh-musuh kita. Bila mereka sedang mengalami penderitaan kita wajib membantunya seperti orang Samaria yang menolong orang yang dirampok. Tapi sering kita ingin menjadi kurban yaitu orang yang ditolong oleh orang lain dari agama yang berbeda. Kita akan bangga ketika gereja sedang merayakan misa Natal atau Paskah dan ada teman-teman dari Banser NU atau teman PMII yang turut terlibat menjaga gereja. Tapi kita tidak mau terlibat menjaga masjid atau tempat sholat Ied ketika mereka sedang merayakan hari raya Lebaran. Bila demikian bukankah kita lebih suka menjadi kurban daripada orang Samaria?

"Terlalu sedikit bagimu hanya untuk menjadi hamba-Ku, untuk menegakkan suku-suku Yakub dan untuk mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara. Tetapi Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi." (Yes 49:6). Kitab Yesaya bab 40-55 diyakini oleh para ahli bukan ditulis oleh nabi Yesaya yang hidup di Yerusalem pada tahun 740 SM. Kitab ini ditulis oleh seorang nabi yang tidak diketahui jati dirinya pada saat orang Yahudi menjalani pembuangan di Babel sekitar tahun 550 SM, maka biasanya disebut Deutero Yesaya atau Yesaya yang kedua. Pada saat pembuangan Babel orang Israel semakin sedikit, maka Allah mengutus mereka untuk mewartakan karya keselamatan kepada bangsa-bangsa lain, sehingga karya keselamatan Allah dapat diterima oleh semua orang sampai ke ujung bumi.

Allah hendak menyelamatkan semua orang bukan hanya bangsa Israel, "Aku ini, TUHAN, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan, telah memegang tanganmu; Aku telah membentuk engkau dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa,” (Yes 42:6). Bangsa Israel dipanggil untuk menjadi terang bagi bangsa-bangsa. Setelah pembuangan Babel bangsa Israel berusaha untuk menegakkan kembali kebangsaannya yang sudah hancur. Untuk itu mereka memperkuat diri, sehingga mengabaikan tugas perutusannya. Setelah pembuangan bangsa Israel belum bebas dari penjajahan. Mereka dijajah Yunani setelah itu Romawi yang berusaha memasukkan budaya mereka. Hal ini membuat mereka berusaha ketat untuk mempertahankan jati dirinya sehingga cenderung menutup diri dan hanya mengakui orang sebangsa sebagai sesamanya.

Yesus mengingatkan kembali tugas perutusan mereka bahwa karya keselamatan dari Allah harus diwartakan ke seluruh bumi. Sesama bukan berdasarkan keturunan tapi iman kepada Allah. Gereja adalah penerus warta keselamatan yang dibangun oleh Yesus. Maka kita pun harus menjadi terang dan pewarta keselamatan kepada semua orang. Bukan hanya sibuk dan ribut dalam komunitas sendiri tapi mulai keluar untuk menjadi terang bagi orang lain. Sering aku melihat seorang yang memberi kesaksian dengan penuh semangat kepada umat Katolik, tapi dia tidak mau menjadi pewarta kepada orang lain. Mengapa dia mewartakan keselamatan kepada orang yang sudah menerima keselamatan itu? Bukankah dia harus menjadi terang bagi bangsa lain?

PANGGILAN YESUS

Ketika Simon Petrus dan Andreas saudaranya sedang menjala ikan di danau Galilea, tiba-tiba muncul Yesus berdiri di tepi danau. Lalu Yesus memerintahkan kepada mereka sebuah perintah singkat. "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” (Mat 4:19). Yesus tidak mengenal mereka sebaliknya mereka pun tidak mengenal Yesus. Tetapi Yesus berani memangajak mereka untuk mengikutiNya dan akan mengubah profesi mereka dari penjalan ikan menjadi penjala manusia. Mengapa Yesus mengajak mereka? Apakah mereka satu-satunya nelayan yang masih menjala ikan? Tentu di danau Galilea ada banyak nelayan yang sedang bekerja. Salah satunya adalah Yohanes dan Yakobus yang sedang bersama ayah mereka membereskan jala. Tapi ajakan Yesus kepada Simon, Andreas, Yohanes dan Yakobus adalah sebuah misteri yang hanya diketahui sendiri oleh Yesus sebagai Putra Allah.

Simon dan kawan-kawan begitu mendapat perintah langsung meninggalkan segalanya lalu mengikuti Yesus. Sebuah keputusan yang sangat berani, sebab mereka tidak mengenal Yesus. Mereka hanyalah nelayan yang pasti tidak memahami tujuan yang dikatakan oleh Yesus yaitu untuk menjadi penjala manusia. Tapi mereka tidak bertanya apa maksud Yesus dengan perkataan itu dan kemana mereka akan diajak pergi. Yohanes dan Yakobus pun tidak pamit kepada ayahnya dan dia tidak bertanya pada Yesus lalu siapa yang akan mengurus ayahnya. Simon Petrus sudah mempunyai istri tapi dia pun tidak pulang dahulu untuk pamit atau minta ijin pada istrinya boleh atau tidak dia mengikuti Yesus. Semua itu pasti disebabkan mereka tertarik oleh sesuatu yang mungkin tidak mereka pahami yang ada atau keluar dari dalam diri Yesus. Meski pada akhirnya mereka pun "Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh?” (Mat 19:27).

Yesus memanggil orang tanpa bertanya apakah mereka mau mengikutiNya atau tidak. Apakah mereka sedang repot atau tidak. Dia juga tidak menjelaskan kemana akan pergi dan apa yang akan diperoleh bila mengikutiNya. Dalam hal ini Dia menunjukkan kuasaNya sebagai Putra Allah yang tidak membutuhkan pendapat manusia. Dia juga dapat datang tiba-tiba dan dimana saja untuk memilih orang. Matius yang sedang duduk di depan rumah cukai pun diajakNya. Pada saat itu sudah banyak orang mengikutiNya, tapi Dia mengajak Matius untuk mengikutiNya. Mengapa Dia tidak memilih salah satu dari orang yang ada di sekitarNya? Inilah misteri yang hanya diketahui oleh Yesus sendiri.

Yesus terus berkarya sampai saat ini. Dia terus menemui orang dan mengajak untuk mengikutiNya. Kita adalah salah satu orang yang dikehendakiNya untuk mengikutiNya. Kadang tidak kita mengerti mengapa tiba-tiba kita ingin mengikutiNya? Padahal banyak banyak tantangan bahkan penderitaan ketika kita berusaha mengikutiNya. Ada orang karena mengikuti Yesus dia harus pergi dari keluarganya. Ada orang yang kehilangan jabatannya. Tapi ada pula orang yang memberikan banyak alasan untuk menolak ajakan Yesus. Ada pula orang yang menunda-nunda dan mengabaikan ajakan itu. Memang manusia diberi kehendak bebas untuk memilih apa yang baik menurut dirinya. Ajakan Yesus dapat dianggap suatu yang kurang baik dan kurang menguntungkan sehingga di tolak atau ditunda. Yesus tidak memaksa bila orang menolaknya, bahkan Dia memberi keleluasaan pada Yudas yang jelas akan mengkhianatiNya. Yesus tetap menghargai kebebasan manusia.

Ajakan Yesus bukan hanya untuk menjadi Katolik, tapi ajakan Yesus terus menerus dalam hidup kita. Ibu Teresa dari Kalkuta setelah menjadi seorang suster dia merasa mendapat panggilan lagi untuk melayani Yesus yang miskin. Maka dia meninggalkan biaranya dan menjadi bagian dari kaum miskin. Yesus pun dapat datang pada kita dan memanggil kita kapanpun Dia mau tanpa bertanya situasi yang sedang kita alami. Dia dapat datang dalam diri kaum miskin dan menderita. Inilah tantangan kita apakah kita peka akan ajakan Yesus dalam hidup kita? Atau kita tahu tapi mengabaikanNya? Atau kita seperti anak sulung yang mengatakan “ya” tapi tidak mengerjakannya.

Jumat, 21 Januari 2011

UNTUK APA KITA MENJADI KATOLIK?

Pada umumnya orang bila ditanya mengapa menjadi Katolik, maka jawabanya adalah biar selamat artinya masuk surga. Kecuali bila baptisan bayi, maka dia kadang tidak tahu mengapa menjadi Katolik. Oleh karena orang menjadi Katolik hanya ingin masuk surga, maka tidak jarang orang menunda untuk menjadi Katolik. Waktu muda selalu menolak untuk dibaptis dengan berbagai macam alasan, tapi setelah tua dan tidak berdaya bahkan pada saat mendekati ajal baru ingin dibaptis agar dapat masuk surga. Ada pula orang Katolik yang menenggelamkan diri mencari kesucian diri melalui doa-doa pribadi misalnya doa rosario sehari sampai beberapa kali atau selama berjam-jam duduk termenung di depan tabernakel atau mengikuti persekutuan doa dimana-mana, sebab dia yakin dengan melakukan semua itu maka dia akan masuk surga.

“Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan.” (Mrk 3:14-15). Dari sini jelas bahwa kita dipilih oleh Yesus sebagai muridNya untuk dua tujuan. Pertama untuk menyertai Yesus. Kedua untuk memberitakan Injil. Yesus tidak menyinggung sama sekali bahwa mereka ditetapkan akan masuk surga, sebab yang berhak menentukan seseorang masuk surga adalah Bapa. “tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya." (Mat 20:23) Maka kurang tepat bila kita mengikuti Yesus hanya untuk mendapat tempat di surga.

Menjadi Katolik berarti kita menyertai Yesus. Berada dimana Yesus berada. “Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sama seperti tuannya.” (Mat 10:25). Sebagian besar hidup Yesus dihabiskan di tengah masyarakat untuk melayani mereka. Dalam Injil hanya diceritakan beberapa kali Yesus berada di Bait Allah untuk mengajar atau untuk berdoa seorang diri. Bila Yesus menghabiskan waktunya untuk melayani maka kita yang menyertai Dia juga menghabiskan waktu kita untuk sesama. Bukan untuk duduk termenung di depan tabernakel atau mendaraskan doa-doa pribadi. Doa dan adorasi penting bagi hidup kita menyadari belas kasih Allah yang sudah kita terima sepanjang hidup. Kesadaran ini merupakan dorongan bagi kita untuk lebih mengasihi sesama. Yesus bukan hanya dalam wujud hosti melainkan Dia ada di dalam saudara saudari kita yang miskin. Pertolongan bagi merekalah yang menentukan kita bisa masuk surga atau tidak.

Menjadi Katolik berarti kita diutus untuk mewartakan Injil atau kabar gembira. Banyak orang Katolik yang takut untuk menjadi pewarta Injil sebab mereka menyadari bahwa pengetahuan imannya sangat minim. Mereka sering merasa tidak tahu jawabannya ketika ada orang bertanya atau menyerang imannya. Hal ini disebabkan kita tidak mau belajar tentang iman kita. Bila kita masuk ke toko buku maka kita akan menemukan tumpukan buku iman Islam atau Protestan, sedangkan buku tentang iman Katolik hanya beberapa saja. Hal ini disebabkan kita enggan membaca buku tentang iman kita, sehingga penerbit enggan menerbitkan, sebab kemungkinan rugi cukup besar. Bagaimana kita akan mewartakan iman bila tidak memahami dan mendalaminya?

Pewartaan kabar gembira dapat pula diwujudkan dalam sikap, tindakan dan perkataan kita. Apa yang kita katakan dan lakukan membuat orang lain suka cita. Menciptakan damai. Menumbuhkan harapan bagi orang yang putus asa, sehingga kita mampu membangun dunia yang damai dan sejahtera. Orang lebih mudah menangkap pewartaan dari apa yang kita lakukan atau katakan daripada mendengarkan ajaran dogma-dogma. Tapi perkataan dan tindakan kita bersumber dan mewujudkan iman yang kita pahami. Inilah tugas perutusan kita. Allah akan memperhitungkan apa yang telah kita lakukan, sehingga kita dianggap layak atau tidak untuk masuk ke dalam surga. Yesus mengingatkan bahwa untuk masuk surga kita harus berjuang melalui pintu yang sempit. Ini tidak mudah, sebab menuntut kita untuk keluar dari diri dan hidup bagi sesama, terutama yang miskin dan menderita.

Rabu, 19 Januari 2011

KENIKMATAN DAN KEMEWAHAN

Sepasang suami istri datang padaku menceritakan anaknya. Dengan sedih mereka bercerita bahwa anaknya sering kali enggan ke sekolah bila tidak diberi uang saku atau sepeda motor dipakai oleh ayahnya sehingga dia harus naik kendaraan umum. Mereka menceritakan bahwa situasi ekonomi mereka saat ini sedang sulit. Bila mereka mempunyai uang tentu akan memberi uang saku. Mereka tahu beratnya sekolah saat ini. Tapi saat ini mereka sedang mengalami krisis keuangan, sehingga harus mengatur pengeluaran sedemikian ketat agar penghasilannya cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Maka mereka meminta agar aku berusaha menasehati anaknya. Aku kenal dengan anak ini dan kurasa dia anak yang baik. Maka aku berjanji kepada mereka akan mengajak bicara anaknya.

Pada jaman ini memang sangat kuat ajaran tentang kenikmatan dan kemewahan. Kita setiap saat ditawari untuk meraih segala kenikmatan dan kemewahan. Entah berapa kali ada orang yang menawari kartu kredit, baik melalui telepon, ketika di rumah makan, ruang tunggu bandara dan sebagainya. Mereka mengatakan dengan kartu kredit kita bisa membeli barang dengan mudah atau bila kehabisan uang dapat mendapatkan uang dengan mudah. Mengurus untuk mendapatkan kartu kredit pun tidak sulit dan berbelit. Apalagi orang yang menawarkan sangat pandai membujuk, sehingga banyak orang tertarik akan kemudahan kartu kredit tanpa berpikir tentang resiko bunga akibat pemakaian kartu itu. Maka tidak jarang orang terbelit hutang akibat kartu kredit.

Kuatnya keinginan hidup mewah dan penuh kemudahan telah merasuk dalam diri sehingga menghilangkan semangat untuk berjuang. Anak pasangan suami istri itu marah bila pergi ke sekolah harus naik angkutan umum. Dia tidak ingin susah harus menunggu angkutan umum, duduk berdesakan dan sebagainya. Padahal masih banyak anak yang pergi ke sekolah harus jalan kaki beberapa kilometer. Masih banyak anak yang pergi ke sekolah tanpa makan pagi dan uang saku. Aku pun dulu pergi ke sekolah harus berjalan kaki dan jarang sekali mendapat uang saku. Saat itu aku sangat senang sebab dapat sekolah di sekolah yang cukup bagus. Memang tawaran kenikmatan dan kemewahan pada jaman itu masih belum sekuat saat ini, sehingga tidak ada godaan yang cukup kuat untuk menikmati segalanya.

Keinginan untuk merasakan kenikmatan dan kemewahan juga sudah masuk dalam kehidupan beragama. Banyak umat yang pindah ke gereja lain sebab disana ada AC, musik yang bagus, ruang yang nyaman dan sebagainya. Mereka ke gereja bukan hanya mencari Yesus melainkan Yesus yang ada dalam kemewahan dan kenikmatan. Maka gereja-gereja pun berlomba menawarkan aneka kenikmatan. Bahkan para pemimpin agama pun berlomba untuk mengejar kenikmatan dan kemewahan, sehingga melupakan perjuangan dan kesederhanaan. Ada pemimpin Gereja yang selalu minta dijemput pakai mobil bila hendak melayani umat. Ada yang menumpuk berbagai barang yang membuat hidupnya nyaman. Bahkan ada pula pemimpin Gereja yang menawari kenikmatan dan kemewahan kepada orang untuk menarik mereka menjadi anggotanya.

Kuatnya tawaran kenikmatan dan kemewahan itu menyebabkan orang kehilangan arah hidup. Korupsi disebabkan orang ingin mengejar kenikmatan tanpa harus bekerja keras. Kasus jual beli nilai di sekolah atau les pada guru yang dapat memberikan soal ulangan sebelum ulangan dilaksanakan. Kasus pemimpin Gereja yang lebih suka melayani umat yang dapat memberikan kenikmatan sehingga dia meninggalkan tempat tugasnya atau menjauh dari orang miskin dan masih banyak lagi contoh lainnya. Untuk itu perlu ditumbuhkan dalam diri kita semangat berjuang. Keberanian untuk mati raga yaitu mengendalikan diri agar tidak tergoda aneka tawaran yang menggiurkan. Keberanian hidup sederhana yaitu kita mensyukuri apa yang ada pada diri kita dan menggunakan secara maksimal. Segala kenikmatan dan kemewahan dapat menghilangkan tujuan hidup kita. Sekolah tujuannya belajar bukan untuk jajan. Menjadi pemimpin Gereja tujuannya untuk melayani umat bukan mengejar kenikmatan dan sebagainya.

Senin, 03 Januari 2011

HARUSKAH AKU MEMBAYAR PAJAK???

Haruskah aku membayar pajak?
Bila uang pajak digunakan
Membayar aparat keamanan
Yang menarik pajak dalam berbagai kesempatan
Mencari kesalahan orang untuk sedikit uang bensin
Membuat masalah sederhana menjadi rumit demi uang
Membuat masalah besar menjadi kecil asal ada uang
Tidak ada ketika dibutuhkan
Melindungi dan melayani orang yang punya uang

Bila uang pajak digunakan
Membayar anggota dewan
Yang bekerja minimal menuntut upah dan fasilitas maksimal
Tidak mampu menyerap aspirasi rakyat
Membuat aturan yang tidak pro rakyat
Rekreasi dengan alasan kunjungan kerja
Tidur dalam rapat
Membiarkan kantornya yang megah kosong
Melakukan korupsi berjemaah

Bila uang pajak digunakan
Membayar pegawai pemerintahan
Yang berpergian pada jam kerja
Meminta uang hanya untuk sebuah tanda tangan dan stempel
Pandai menggelembungkan anggaran
Memperpanjang liburan dan acara kosong
Menggunakan fasilitas negara untuk keluarga

Bila uang pajak digunakan
Membayar penegak hukum
Yang dapat mempermainkan hukum
Membela yang salah dan menyalahkan yang benar
Keputusannya dapat dibeli
Memberi hukuman lebih berat pada anak pencuri pisang daripada koruptor
Membuat sel penjara menjadi tempat karaoke
Membiarkan tahanan rekreasi ke Bali

Bila uang pajak digunakan
Membayar penguasa
Yang mengeluh tapi tidak menyelesaikan masalah
Membuat kebijakan untuk mengkooptasi rakyat
Membiarkan masalah ketidakadilan terus berlangsung
Membuat slogan-slogan tanpa mampu merealisasikannya
Melindungi orang bersalah karena dia donatur
Mengangkat pejabat hanya karena partainya berjasa

Bila uang pajak dikumpulkan
Oleh petugas pajak
Yang memanipulasi data untuk kepentingan pribadi
Meminta pajak diluar aturan dan ketentuan
Membuat aturan pajak untuk menekan orang sederhana
Korupsi yang membuat mata rakyat terbelalak
Menyembunyikan kekayaannya agar tidak kena pajak

Lalu…. Haruskah aku membayar pajak?
Powered By Blogger