Selasa, 01 September 2009

IMAGINE

Imagine there's no countries
It isn't hard to do
Nothing to kill or die for
And no religion too
Imagine all the people
Living life in peace

Syair di atas merupakan cuplikan dari lagu “Imagine” yang ditulis oleh John Lenon pada tahun 1971. Dalam lagu itu John Lenon membayangkan manusia bisa hidup dalam damai bila tidak ada beberapa hal termasuk agama. Memang kekerasan berdasarkan agama atau agama hanya dijadikan alasan untuk berbuat kekerasan sudah sering terjadi baik dalam skala kecil maupun besar. Sesungguhnya sangat memprihatinkan bila terjadi kekerasan berdasarkan agama atau menggunakan agama untuk melegalkan kekerasan, sebab agama adalah pandangan manusia untuk menghayati Tuhan atau BEING yang menciptakan semesta termasuk manusia. Semua agama percaya bahwa manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling mulia. Semua agama juga mengajarkan perdamaian dan saling mencintai antar manusia.

DR Theo Huijbers, dosen universitas Parahiyangan, dalam bukunya yang berjudul Manusia Merenungkan Makna Hidupnya menulis, bahwa agama bisa dilihat dari segi etimologi dan ontologinya. Dari etimologi agama atau religio berasal dari religare yang artinya mengendalikan atau mengikat. Hal ini berarti agama merupakan norma hidup atau norma etika yang mengikat manusia. Dari segi ontologis secara sederhana diartikan bahwa agama membuat manusia sadar tempatnya sebagai mahluk dunia yang bertransendensi akan tetapi dibawah kekuasaan Allah. Transendental artinya bahwa kesadaran manusia jauh melebihi apa yang dilihatnya, sehingga dia mampu memahami adanya Tuhan yang menciptakan alam semesta. Kesadaran akan adanya sesuatu yang lebih besar membuat manusia sadar bahwa dia adalah kecil dan bagian dari keseluruhan alam semesta.

Jika dilihat dari segi etimologi maka percuma orang menghapus agama, sebab akan muncul agama baru. Sebuah pemahaman yang dijadikan norma untuk mengendalikan tingkah lakunya. Komunisme dan kapitalisme juga dapat menjadi agama baru, sebab semua itu berpengaruh terhadap moral, etika dan perilaku manusia. Impian John Lenon akan tetap sebagai impian. Bila melihat dari segi ontologis dimana manusia disebut sebagai mahluk transendental maka dalam diri manusia ada cita-cita untuk membangun sebuah dunia dimana diterapkan norma dan etika ideal sehingga terwujud masyarakat ideal. Hal ideal ini berdasarkan pada kondisi dan situasi nyata yang mereka hadapi atau alami pada saat ini yang mempunyai banyak kekurangan. Dunia dan masyarakat ideal yang diimpikan oleh manusia adalah bila manusia dapat hidup penuh kasih tanpa ada kekerasan. Semua agama mengimpikan kehidupan yang damai dan sejahtera.

Yesus datang ke dunia untuk mengajak orang menciptakan dunia ideal. Dia bukan hendak membuat agama baru dengan menghilangkan Taurat, sebagai dasar agama Yahudi “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.” (Mat 5:17). Penggenapan yang dilakukan oleh Yesus adalah dengan mencari inti Taurat dan melakukan dalam kehidupan sehari-hari. Inti Taurat dan kitab para nabi adalah kasih kepada Allah dan manusia seperti diri sendiri. Dengan demikian dunia ideal dapat tercapai bila ada perubahan dalam diri manusia, bukan dengan menghilangkan segala sesuatu seperti bayangan John Lenon dalam lagu Imagine. Kesadaran akan kelemahan dan keterbatasan diri membuat manusia membutuhkan sesama. Hal ini menyebabkan dia akan mencintai sesama. Kekerasan terjadi karena orang merasa tidak membutuhkan sesama dan ingin hidup sendiri. dia menganggap sesama sebagai musuh dan neraka seperti kata para pendukung individualis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger