Minggu, 21 Februari 2010

SETIA PADA TUJUAN HIDUP

Seorang teman perempuan sharing bahwa dia baru saja mengambil keputusan yang sangat sulit dalam hidupnya. Sejak lama dia diberitahu oleh bos perusahaan tempatnya bekerja bahwa dia sedang dipromosikan untuk menjadi salah satu manager. Sebuah jabatan yang dikejar oleh banyak karyawan. Bila dia menjadi manager, maka dia akan mendapat fasilitas kendaraan dan kenaikan gaji. Semula hal itu kurang ditanggapinya, sebab dia merasa bahwa masih ada teman lain yang kemampuannya lebih dibanding dirinya. Tadi siang dia dipanggil oleh bos dan dinyatakan bahwa dia mulai bulan depan akan resmi menjadi manager. Mendengar itu temanku minta waktu untuk dibawa dalam doa. Akhirnya dia memutuskan untuk menolaknya.

Beberapa waktu lalu dia memang pernah sharing padaku akan kemungkinan untuk jadi manager. Sebagai manusia dia ingin menerima tapi dia bertimbang dengan suaminya yang karirnya tampak berhenti. Saat ini saja gajinya sudah lebih besar dibanding dengan suaminya. Dia kuatir bila dia menjadi manager dengan aneka fasilitas yang didapat maka ada kemungkinan membuat suaminya menjadi merasa rendah diri atau minder. Saat itu aku katakan bicara pada hati nurani dan melihat apa tujuan menikah. Dia pun mengatakan bahwa saat ini ekonomi keluarganya sudah dapat dibilang cukup meski tidak terlalu berlebihan. Aku kagum dengan keputusan temanku ini. Sebagai manusia dia ingin meraih apa yang dapat diraih, tapi dia tetap sadar akan tujuan hidup perkawinannya yaitu untuk saling membahagiakan. Maka dia memilih membuang kesempatan yang langka demi keutuhan dan kebahagiaan keluarga.

Saat ini banyak keretakan rumah tangga bahkan kehancuran rumah tangga disebabkan istri mempunyai karir atau penghasilan yang lebih besar dibandingkan suami. Hal ini disebabkan adanya perubahan jaman yang masih kurang dapat diterima oleh adat dan budaya. Jaman dahulu istri adalah bekerja dalam rumah sedang suami bekerja di luar rumah. Perubahan jaman memungkinkan perempuan bekerja diluar rumah dan meraih prestasi yang jauh lebih bagus dibandingkan suaminya. Hal ini tidak jarang membuat suami merasa dikalahkan oleh istri, sehingga menimbulkan masalah dalam keluarga.

Dalam Injil Yesus dicobai oleh iblis dengan aneka cobaan yang sebetulnya ingin diraih oleh manusia. Dia dicobai untuk membuktikan kehebatanNya, untuk meraih kekuasaan dan kekayaan dan untuk mendapat pengakuan diriNya. Tapi semua itu ditolaknya, sebab semua cobaan itu dapat menjauhkan Dia dari tujuannya datang ke dunia yaitu untuk membawa keselamatan bagi manusia. Apakah bila Dia menerima semua yang ditawarkan oleh iblis maka Dia tidak akan mampu menjadi penyelamat manusia? Pasti Dia dapat, sebab tidak ada yang mustahil bagi Allah. Tapi hal itu akan menjadi sulit. Bila Dia menjadi raja maka sulit baginya untuk bertemu dan bersekutu dengan manusia lemah dan tidak berdaya. Dia pasti akan dikelilingi oleh para pejabat. Selain itu bila Dia menuruti untuk melakukan hal hebat, maka tindakanNya itu sia-sia. Dia hanya menjadi tukang sulap yang dikagumi orang tanpa tujuan yang luhur yaitu untuk memuliakan Allah dan membuat manusia menjadi percaya bahwa Dia adalah utusan Allah.

Semua godaan iblis memang menyenangkan dan seolah-olah bagi kita sesuatu yang bagus dan ingin kita raih. Tapi godaan itu dapat menjauhkan kita dari tujuan hidup semula. Temanku berhasil mengalahkan godaan itu. Dia bertahan menjadi bawahan bukan karena senang menjadi bawahan tapi ingin suaminya tetap memiliki harga diri. Dia ingin rumah tangganya tetap utuh dan harmonis, meski dia harus mengurbankan kesempatan yang bagus. Yesus tidak menanggapi tantangan orang Israel demi setia pada tujuan hidupNya yaitu menjadi kurban penebusan, "Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, selamatkanlah diri-Mu jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu!" (Mat 27:40) Tapi sering kali kita lupa akan tujuan hidup kita, sehingga menerima begitu saja setiap kesempatan yang ada. Atau memang kita tidak sadar apa sebetulnya tujuan hidup kita.

5 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. (lanjutan copas mbah google translate...)
    INITIAL ATTRACTION AND SUBSEQUENT STRESS

    Attraction
    Istri: Dia adalah seorang yang sangat gigih pengejar, membuat saya merasa diinginkan dan dipuja.
    Suami: Dia tampak seperti mimpi yang menjadi kenyataan, tak bisa didekati.

    Stres
    Istri: Dia tidak membiarkan aku bernapas; ia selalu di wajahku.
    Suami: Dia tidak pernah membiarkan aku merasa seperti dia ingin aku.

    Attraction
    Istri: Dia memberiku rasa aman, selalu ada, selalu dapat diandalkan.
    Suami: Ada sesuatu yang misterius tentang dirinya.

    Stres
    Istri: Dia adalah membosankan.
    Suami: Dia tidak pernah benar-benar ada, tidak ada keintiman sejati.

    Attraction
    Istri: Dia tampak seperti tipe orang yang akan mencapai tinggi, akan sukses.
    Suami: Dia tampak seperti orang yang bisa membangun sebuah rumah bagi saya.

    Stres
    Istri: Dia sering bepergian, memenuhi segala macam orang, tidak pernah pulang.
    Suami: Dia terlalu sederhana, tidak menggairahkan.

    Attraction
    Istri: Dia tampak sangat ramah.
    Suami: aku menyukainya energi. Dia sangat aktif, hal-hal yang selalu terjadi di sekelilingnya.

    Stres
    Istri: Dia tidak membela hak-hak sendiri, tidak tegas.
    Suami: Dia meledak di sedikit provokasi, telah amukan.

    Attraction
    Istri: Dia tampak sangat cerdas, sangat mampu.
    Suami: Dia menghormati aku. Aku merasa diterima dan dihargai.

    Stres
    Istri: Dia membuat saya merasa bodoh dan tidak kompeten.
    Suami: Dia merasa buruk tentang dirinya sendiri dan menyalahkan saya. Attraction

    Attraction
    Istri: Dia seperti batu, kuat, seseorang yang Anda dapat bersandar.
    Suami: Dia tampak sangat sensitif, baik "istri" materi.

    Stres
    Istri: Dia seperti blok, Anda tidak bisa meyakinkan dia tentang apa-apa.
    Suami: Dia terlalu sensitif, terlalu terlibat dengan rumah dan anak-anak.

    Attraction
    Istri: Dia tampak kebapakan dan bijaksana, seseorang yang dapat diandalkan.
    Suami: Dia seperti seorang gadis kecil yang membutuhkan perlindungan, rentan, sensitif.

    Stres
    Istri: Nya tenang kebapakan membuatku bisa gila, aku mencoba untuk menjabat dia.
    Suami: Her amukan kekanak-kanakan sangat sulit untuk mengambil.

    Attraction
    Istri. Dia tampak sangat bijak, dewasa, dan berpengetahuan tentang kehidupan.
    Suami: Dia tampak penuh semangat hidup, mencintai alam, terbuka untuk dunia.

    Stres
    Istri: Dia mencoba untuk mengajarkan saya sepanjang waktu, dan ingin mengikat saya ke rumah.
    Suami: Dia tidak mengurus rumah, bukan ibu rumah tangga.

    Attraction
    Suami: Aku sangat terkesan dengan dirinya. Dia tampak sangat kompeten dan sangat percaya diri.
    Istri: Dia sedang bersujud dan mencoba untuk membuatku terkesan. Aku menyukainya. Itu membuat saya merasa istimewa.

    Stres
    Suami: Saya merasa meletakkan oleh er. Dia tidak menghormati keinginan saya, adalah menahan.
    Istri: Dia berperilaku seperti anak yang tidak bertanggung jawab dan memaksa saya untuk menjadi ibu yang buruk.

    Attraction
    Istri: Dia memuja saya. Aku adalah pusat dari dunia.
    Suami: Dia cantik dan pintar, semua teman-temanku iri padaku.

    Stres
    Istri: Dia adalah cemburu dan posesif. Rasa tidak aman membuatku gila.
    Suami: Dia mengkritik saya dan membuat saya turun. Rasanya sakit perasaan saya.

    BalasHapus
  3. copas langsung bah...asa in...grrrr....iss (mbah google translate lagi errata he he he)

    * An intimate relationship provides one of the best opportunities for mastering unresolved childhood issues.

    * Unconscious forces more than logical considerations dictate those with whom we fall in love.

    * The unconscious choice is of the most appropriate person with whom the individual can reenact childhood experiences. Such a person combines the most significant traits of both parents.

    * Negative traits have more of an impact on romantic choices, especially in obsessive loves, than do positive traits, because the injury or deprivation caused by them needs healing.

    * The more traumatic the childhood injury, and the greater the similarity between the partner and the injuring parent, the more intense the experience of falling in love.

    * In falling in love there is a return to the primal symbiosis with Mother, a perfect union with no ego boundaries. This is why we only fall in love with one person at a time. The return to the lost paradise recreates the expectation that the lover will fill all infantile needs.

    * Since falling in love is dictated by an internal romantic image, lovers feel as if they have known each other forever. And since it involves a reenactment of very specific and very powerful childhood experiences, lovers feel that the beloved is “the one and only” and that the loss of the beloved is unbearable.

    * When a couple falls in love, their unconscious choice is mutual and complementary, enabling both partners to express their own “core issues.” Together they create their “core issue” as a couple, the issue around which most of their later conflicts center.

    * Understanding the connection between unresolved childhood issues and later problems reduces feelings of guilt and blame, and helps both partners take responsibility for their parts in the relationship problems. It helps couples turn problems into opportunities for personal and couple growth.

    * Couples who listen to each other’s feelings and needs, express empathy, and give each other the things they ask for, can keep the romantic spark alive indefinitely. The reason for this is that expressing empathy and granting the partner’s wishes that grow out of the connection between the couple dynamic and childhood issues, is the best way to bring about personal and couple growth. As the partners grow psychologically, their relationship grows. And growth is the antithesis of burnout.

    BalasHapus
  4. kayak e ini lagu cuman lupa" inget judul nya

    People use each other
    as a healing for their pain. They put each other
    on their existential wounds,
    on eye, on mouth and open hand.
    They hold each other hard and won’t let go.

    Let me under your wing
    and be for me mother and sister
    and let your bosom be a refuge for my head
    nest for my banished prayers.

    I will confess a secret to you:
    My soul burned in a flame;
    They say there is love in the world,
    What is love?

    “A wrestling match.” He laughs.
    “Yes, you could describe life that way.”
    So which side wins, I ask?
    “Which side wins?”
    He smiles at me, the crinkled eyes, the crooked teeth.
    “Love wins. Love always wins.”

    As there are as many
    minds as there are heads,
    so there are as many kinds
    of love as there are hearts.

    last but not least Vows ala runaway bride wedding...

    Look, I guarantee there’ll be tough times.
    I guarantee that at some point,
    one or both of us is gonna want to get out of this thing.

    But I also guarantee that if I don’t ask you to be mine,
    I’ll regret it for the rest of my life,
    because I know, in my heart,
    you’re the only one for me.

    ...good night dunia maya he he he

    BalasHapus
  5. sing nyanyi sopo? bisa dicari di youtube tapi internet downloadku belum bisa meski rumusan udah diulang beberapa kali.. ini rumusannya sing salah atau sing ngotak-atik tetep gaptek he..he..

    BalasHapus

Powered By Blogger