Semua orang mendapat tugas perutusan dari Tuhan secara khusus, sebab Tuhan tidak menciptakan manusia tanpa sebuah perutusan. Ada orang yang mendapat perutusan untuk melakukan hal-hal besar tapi juga ada orang yang diutus untuk melakukan hal sederhana. Ada orang yang diutus Tuhan untuk menjadi pemimpin bangsa tapi ada juga orang yang diutus untuk menjadi seorang tukang sapu jalanan. Semua tergantung dari talenta yang telah diberikan oleh Tuhan padanya. Memang tidak semua orang mau berjuang untuk mengembangkan talenta yang telah diberikan Tuhan padanya. Dia hanya menyimpan talenta yang dimiliki. Talenta bukan hanya bakat tapi seluruh potensi yang dimiliki oleh seseorang.
Selain membekali diri dengan talenta, Tuhan juga memberikan peluang kepada orang agar dapat memenuhi tugas perutusannya. Pada tahun 1960 ada banyak jendral di Indonesia, tapi akhirnya yang menjadi presiden menggantikan Soekarno adalah letkol Soeharto. Soeharto selain mempunyai taleta sebagai ahli strategi dia juga mampu menggunakan peluang adanya kerusuhan dan perpecahan dalam tubuh pemerintahan. Tuhan juga mempersiapkan orang untuk melakukan sesuatu. Musa sejak kecil dipersiapkan oleh Tuhan untuk menjadi pemimpin bangsa Israel keluar dari Mesir. Demikian pula Yeremia sudah dipersiapkan bahkan sebelum dia dikandung. "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.”
Memang tidak semua orang seperti Yeremia atau para nabi lain yang diberitahu Tuhan tentang apa tugas perutusannya. Banyak orang harus berjuang menemukan sendiri tugas perutusannya. Dorothy Day dia semula adalah seorang aktifis sosialis yang menentang kapitalisme. Suatu hari dia disadarkan akan panggilannya untuk berjuang bukan hanya berdemo dan mengkritik kapitalisme dengan tulisan-tulisannya yang tajam tapi dia dipanggil untuk membantu orang miskin secara nyata. Dia pun mengubah haluan hidupnya dari seorang aktifis sosialis menjadi aktifis belas kasih. Banyak orang yang mengalami seperti Dorothy Day. Dia mengubah hidupnya secara drastis setelah menemukan panggilan hidupnya yang sebenarnya. Di tanah Jawa pun ada Raden Mas Said yang semula adalah penjahat akhirnya pada suatu titik akhirnya dia mengubah hidupnya menjadi seorang pewarta agama Islam yang sangat handal bernama Sunan Kalijaga. Dia adalah salah satu wali di tanah Jawa.
Memang ada orang-orang yang dipilih khusus oleh Tuhan sehingga dia seperti mengalami pembelokan hidupnya menjadi hidup yang seharusnya dia jalani selama di dunia. Yunus berusaha mengingkari perutusannya tapi Tuhan kembali mengarahkan dia pada jalur yang seharusnya dijalani. Tapi banyak orang yang harus mencari dan berjuang untuk berjalan di tugas perutusannya yang telah diberikan oleh Tuhan. Kita tidak bisa berharap untuk mengalami titik pembelokan seperti Dorothy Day atau Raden Mas Said. Atau kita dipaksa seperti Yunus. Mereka adalah orang-orang yang mendapat anugerah khusus. Kita sering mengalami jalan hidup yang biasa saja dari waktu ke waktu. Tidak ada kejadian hebat yang membuat kita tersentak lalu mengubah hidup.
Sebetulnya tidak ada kejadian yang biasa dalam hidup. Semua kejadian bisa menjadi hal biasa atau mengagumkan sejauh kita melihatnya. Ada ribuan orang mengalami dan melihat mujijat dari Yesus tapi hanya sedikit yang berubah dan mengikuti Yesus. Perempuan Samaria hanya berdialog dengan Yesus tapi hal itu menjadi titik perubahan hidupnya sehingga dia menjadi pewarta dan mampu mengajak banyak orang Samaria datang pada Yesus. Apa hebatnya sebuah dialog dibandingkan dengan penyembuhan yang membuat terperangah banyak orang? Tapi ternyata hal sederhana itu mampu mengubah seseorang dari perempuan biasa dan berdosa menjadi pewarta
Bila demikian maka kita pun dapat seperti orang-orang hebat itu bila kita melihat sebuah peristiwa dalam hidup sebagai sesuatu yang hebat dan menjadikan itu sebagai peluang untuk mengubah hidup. Melihat bahwa ada saat Tuhan menegur kita dan menawarkan peluang bagi kita untuk berubah. Sayang semua itu sering berlalu sebab kita kurang peduli akan tawaran dan peluang yang diberikan Tuhan pada hidup kita, sehingga kita tidak memahami sebetulnya apa perutusan kita sesungguhnya di dunia.
Selain membekali diri dengan talenta, Tuhan juga memberikan peluang kepada orang agar dapat memenuhi tugas perutusannya. Pada tahun 1960 ada banyak jendral di Indonesia, tapi akhirnya yang menjadi presiden menggantikan Soekarno adalah letkol Soeharto. Soeharto selain mempunyai taleta sebagai ahli strategi dia juga mampu menggunakan peluang adanya kerusuhan dan perpecahan dalam tubuh pemerintahan. Tuhan juga mempersiapkan orang untuk melakukan sesuatu. Musa sejak kecil dipersiapkan oleh Tuhan untuk menjadi pemimpin bangsa Israel keluar dari Mesir. Demikian pula Yeremia sudah dipersiapkan bahkan sebelum dia dikandung. "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.”
Memang tidak semua orang seperti Yeremia atau para nabi lain yang diberitahu Tuhan tentang apa tugas perutusannya. Banyak orang harus berjuang menemukan sendiri tugas perutusannya. Dorothy Day dia semula adalah seorang aktifis sosialis yang menentang kapitalisme. Suatu hari dia disadarkan akan panggilannya untuk berjuang bukan hanya berdemo dan mengkritik kapitalisme dengan tulisan-tulisannya yang tajam tapi dia dipanggil untuk membantu orang miskin secara nyata. Dia pun mengubah haluan hidupnya dari seorang aktifis sosialis menjadi aktifis belas kasih. Banyak orang yang mengalami seperti Dorothy Day. Dia mengubah hidupnya secara drastis setelah menemukan panggilan hidupnya yang sebenarnya. Di tanah Jawa pun ada Raden Mas Said yang semula adalah penjahat akhirnya pada suatu titik akhirnya dia mengubah hidupnya menjadi seorang pewarta agama Islam yang sangat handal bernama Sunan Kalijaga. Dia adalah salah satu wali di tanah Jawa.
Memang ada orang-orang yang dipilih khusus oleh Tuhan sehingga dia seperti mengalami pembelokan hidupnya menjadi hidup yang seharusnya dia jalani selama di dunia. Yunus berusaha mengingkari perutusannya tapi Tuhan kembali mengarahkan dia pada jalur yang seharusnya dijalani. Tapi banyak orang yang harus mencari dan berjuang untuk berjalan di tugas perutusannya yang telah diberikan oleh Tuhan. Kita tidak bisa berharap untuk mengalami titik pembelokan seperti Dorothy Day atau Raden Mas Said. Atau kita dipaksa seperti Yunus. Mereka adalah orang-orang yang mendapat anugerah khusus. Kita sering mengalami jalan hidup yang biasa saja dari waktu ke waktu. Tidak ada kejadian hebat yang membuat kita tersentak lalu mengubah hidup.
Sebetulnya tidak ada kejadian yang biasa dalam hidup. Semua kejadian bisa menjadi hal biasa atau mengagumkan sejauh kita melihatnya. Ada ribuan orang mengalami dan melihat mujijat dari Yesus tapi hanya sedikit yang berubah dan mengikuti Yesus. Perempuan Samaria hanya berdialog dengan Yesus tapi hal itu menjadi titik perubahan hidupnya sehingga dia menjadi pewarta dan mampu mengajak banyak orang Samaria datang pada Yesus. Apa hebatnya sebuah dialog dibandingkan dengan penyembuhan yang membuat terperangah banyak orang? Tapi ternyata hal sederhana itu mampu mengubah seseorang dari perempuan biasa dan berdosa menjadi pewarta
Bila demikian maka kita pun dapat seperti orang-orang hebat itu bila kita melihat sebuah peristiwa dalam hidup sebagai sesuatu yang hebat dan menjadikan itu sebagai peluang untuk mengubah hidup. Melihat bahwa ada saat Tuhan menegur kita dan menawarkan peluang bagi kita untuk berubah. Sayang semua itu sering berlalu sebab kita kurang peduli akan tawaran dan peluang yang diberikan Tuhan pada hidup kita, sehingga kita tidak memahami sebetulnya apa perutusan kita sesungguhnya di dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar