Sabtu, 20 Agustus 2011

ENGKAULAH MESIAS


Pengakuan Yesus sebagai Putra Allah sebelumnya sudah dinyatakan oleh Allah sendiri ketika Yesus dibaptis. Dalam perjalanan waktu beberapa iblis dan setan pun mengakui bahwa Yesus adalah Putra Allah. Akhirnya Petrus sebagai wakil dari para murid yang mengakui bahwa Yesus adalah Putra Allah. Dengan pengakuan Petrus ini maka semua isi bumi dan Allah mengakui kaallahan Yesus. Tapi bagi manusia untuk mencapai kesadaran akan keallahan Yesus bukan semata-mata merupakan hasil usaha manusia, sebab ada peran Allah yang terlibat dalam diri manusia dan membuka hati manusia pada Yesus. Bukan kamu yang memilih Aku tapi Akulah yang telah memilih kamu. Tidak semua manusia mendapatkan anugerah ini, maka banyak orang menolak kemesiasan Yesus.

Sering kita tidak menyadari anugerah ini. Bahkan orang malu mengakui imannya. Malu bahwa dia telah dipilih Allah untuk mengikuti Yesus. Maka seharusnya kita bangga dan bersyukur bila kita sampai pemahaman akan kemesiasan Yesus, sebab kita termasuk orang yang dipilih Allah untuk percaya pada Yesus. Iman bukan hanya panggilan Allah, sebab bagaimana pun kuatnya Allah memanggil tapi bila tidak ada orang yang mewartakan maka panggilan itu pun akan tidak dapat terwujud. Rasul Paulus menulis bahwa iman dimulai dari pendengaran. Untuk sampai pada iman dibutuhkan hati yang terbuka, mendengarkan ajaran siapa Yesus dan mendapat anugerah Allah. Bila salah satu tidak ada, maka sulit bagi kita untuk percaya bahwa Yesus adalah Mesias.

Pemahaman siapa Yesus bagi kita tidak boleh berhenti hanya pada diri kita. Seperti perempuan Samaria yang dijumpai Yesus dekat sumur Yakob, setelah dia mengetahui siapa Yesus, maka dia pergi ke kota untuk mewartakan pada orang di kotanya bahwa dia telah bertemu dengan Mesias. Demikian pula Maria Magdalena yang melihat Yesus setelah bangkit lalu pergi ke rumah para murid untuk mengabarkan peristiwa gembira itu. Demikian pula Maria, setelah menerima anugerah Allah dia lalu pergi ke rumah Elisabet untuk mewartakan kabar gembira itu.

Pewartaan bukan hanya dengan kata-kata bahwa kita telah menerima anugerah, tapi terlebih dengan sikap hidup dan perbuatan kita. Anugerah Allah yang telah kita terima mengubah diri kita. Perempuan Samaria dan Maria Magdalena bukanlah orang yang dianggap baik oleh masyarakat. Maria adalah gadis muda yang sederhana. Anugerah Allah telah mengubah hidupnya. Hal ini tampak dari perubahan yang terjadi dalam dirinya yang dapat dirasakan atau dilihat oleh sesamanya, sehingga orang tahu ada perbedaan hidup lama dan baru. Anugerah panggilan dari Allah mendorong kita untuk menjadi pewarta kabar gembira pada sesama, sebab panggilan terkait erat dengan tugas perutusan. Kita diutus untuk menjadi pewarta kabar suka cita bahwa keselamatan yang sudah lama dinantikan kini telah tiba.

Bila kita belajar dari perempuan Samaria, dia hanya membawa orang kepada Yesus, sehingga mereka dapat mengenal sendiri Yesus dari pertemuan dengan Yesus. Petrus dan para murid pun dilarang oleh Yesus agar tidak mengatakan siapa DiriNya kepada orang lain. Yesus tidak menerapkan budaya instant dimana orang begitu mudah untuk merasa tahu tanpa mengalami pergulatan mencari tahu. Iman bukanlah iman fotocopy melainkan sebuah proses pemahaman akan siapa Allah bagi dirinya. Iman yang diperoleh melalui pergulatan akan tumbuh dan berkembang menjadi iman yang kuat. Hal yang patut disayangkan adalah ada orang yang begitu mudah menyatakan bahwa orang ini atau orang itu sudah beriman pada Yesus lalu dibaptis hanya karena mereka mau diajak ke tempat perjamuan atau mengikuti ibadah. Orang itu memang percaya bahwa Yesus adalah Mesias tapi bukan dari pergulatannya sendiri melainkan pergulatan orang lain yang mengajaknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger