Beberapa ahli kitab suci menafsirkan kisah perahu para murid diterjang gelombang adalah penggambaran Gereja pada jaman itu. Dimana Gereja dalam situasi sangat sulit akibat pengejaran dari pihak Yahudi dan Romawi. Mereka dianggap sesat oleh orang Yahudi dan dianggap akan memberontak oleh orang Romawi. Situasi yang sulit ini seolah akan menenggelamkan Gereja dalam amukan badai kehidupan. Tapi dalam situasi sulit Yesus tidak pernah meninggalkan Gereja. Dia hadir dan siap mengulurkan tanganNya sehingga Gereja selamat asal Gereja hidup berdasarkan iman.
Dalam hidup tidak jarang kita juga diterjang badai yang menakutkan. Seolah hidup kita akan hancur dan tenggelam. Ada 3 kata dari Yesus yang dapat kita renungkan bersama. Pertama Yesus mengatakan “Tenanglah.” Ketika bencana datang kita sering menjadi kalut. Sebetulnya semakin kita kalut semakin kita tidak mampu menyelesaikan atau melalui penderitaan itu. Pernah aku tersesat di sebuah kota pada tengah malam. Semua teman bingung arah mana yang harus dituju. Kami sudah beberapa kali memutari kota ini tapi tidak mampu menemukan jalan keluar ke arah yang kami tuju. Maka aku mengajak teman-teman untuk berhenti. Duduk di tepi jalan sejenak sambil berusaha tenang. Akhirnya kami menemukan jalan ke arah yang kami tuju. Padahal jalan ini sudah kami lalui beberapa kali, tapi karena kami kalut maka kami tidak melihat tanda-tanda yang ada. Maka ketika bencana itu datang kita harus bersikap tenang untuk melihat segala masalah dalam ketenangan.
Kata kedua adalah “Jangan takut”. Dalam penderitaan sering muncul ketakutan-ketakutan. Ketakutan yang mendalam adalah hidup kita hancur dan berakhir. Rasa takut bisa membuat kita berhenti. Tidak berusaha melakukan apa-apa. Kuatir bahwa bila kita melakukan maka penderitaan akan semakin berat. Padahal kita ingin keluar dari penderitaan itu. Untuk melawan takut dibutuhkan iman pada Allah dan keyakinan akan diri sendiri. Ada sebuah cerita pendek tentang pasukan yang berjumlah kecil harus menghadapi pasukan yang berjumlah jauh lebih besar. Pasukan kecil itu sangat ketakutan, sebab mereka yakin akan dibantai habis oleh pasukan besar. Sebelum berangkat perang sang jendral dari pasukan kecil itu masuk kuil dan melempar koin. Bila yang keluar gambar burung pasti akan menang. Tapi bila yang keluar adalah tulisan maka akan kalah. Ternyata yang muncul adalah gambar burung. Keyakinan akan kemenangan ini membakar semangat para prajurit sehingga akhirnya mereka memenangkan pertempuran. Padahal jendral itu melekatkan dua koin menjadi satu yang semua sisi bergambar burung, sehingga dilempar berapa kali pun akan keluar gambar burung. Kemenangan bukan karena lemparan koin tapi keyakinan akan menang. Bila pasukan itu menang karena yakin dari gambar koin, kita pun pasti bisa menang sebab kita beriman pada Allah yang tidak akan pernah meninggalkan kita.
Kata ketiga adalah “Datanglah,”. Dalam penderitaan yang hebat orang bisa datang ke Tuhan sebaliknya juga orang akan menyingkir dari Tuhan, sebab Tuhan dianggap jahat, tidak adil, tidak mampu menolong dan sebagainya. Yesus mengajak kita untuk datang padaNya setiap kita mengalami masalah. Beberapa orang bertanya mengapa saya sudah datang pada Yesus tapi penderitaan masih terus melekat bahkan lebih parah lagi? Petrus pun datang pada Yesus tapi kesadaran akan situasi yang mengerikan membuatnya menjadi gamang. Kita sering datang pada Yesus tapi tidak sepenuh hati. Hati kita tetap gamang, sebab kita kurang beriman. Maka Yesus menegur Petrus akibat ketidakpercayaannya. Bila kita datang pada Yesus maka kita akan dikuatkan. Yesus tidak serta merta meredakan badai. Dia hanya mendampingi kita. Waktu kecil aku sering takut bila akan kencing di kamar mandi pada malam hari. Aku minta ibu untuk menemani. Tapi sering kali ibu hanya mengatakan bahwa ibu akan melihat dari tempatnya duduk. Sambil berjalan ke kamar mandi aku berulang kali melihat ke arah ibu, apakah ibu masih memperhatikan aku atau tidak. Bila ibu memperhatikan aku maka aku menjadi berani ke kamar mandi. Yesus pun memperhatikan kita dan selalu ada bersama kita. Tapi sering kita tidak yakin akan kebersamaan itu.
Kita tidak jarang masuk dalam badai kehidupan. Sebagai seorang yang percaya pada Yesus maka pada saat seperti inilah sebetulnya iman kita diuji. Yesus bersabda bila kita memiliki iman sebesar biji sesawi saja maka kita dapat melakukan hal yang besar. Bila kita memiliki iman tentu kita akan mampu melewati segala penderitaan hidup.
Dalam hidup tidak jarang kita juga diterjang badai yang menakutkan. Seolah hidup kita akan hancur dan tenggelam. Ada 3 kata dari Yesus yang dapat kita renungkan bersama. Pertama Yesus mengatakan “Tenanglah.” Ketika bencana datang kita sering menjadi kalut. Sebetulnya semakin kita kalut semakin kita tidak mampu menyelesaikan atau melalui penderitaan itu. Pernah aku tersesat di sebuah kota pada tengah malam. Semua teman bingung arah mana yang harus dituju. Kami sudah beberapa kali memutari kota ini tapi tidak mampu menemukan jalan keluar ke arah yang kami tuju. Maka aku mengajak teman-teman untuk berhenti. Duduk di tepi jalan sejenak sambil berusaha tenang. Akhirnya kami menemukan jalan ke arah yang kami tuju. Padahal jalan ini sudah kami lalui beberapa kali, tapi karena kami kalut maka kami tidak melihat tanda-tanda yang ada. Maka ketika bencana itu datang kita harus bersikap tenang untuk melihat segala masalah dalam ketenangan.
Kata kedua adalah “Jangan takut”. Dalam penderitaan sering muncul ketakutan-ketakutan. Ketakutan yang mendalam adalah hidup kita hancur dan berakhir. Rasa takut bisa membuat kita berhenti. Tidak berusaha melakukan apa-apa. Kuatir bahwa bila kita melakukan maka penderitaan akan semakin berat. Padahal kita ingin keluar dari penderitaan itu. Untuk melawan takut dibutuhkan iman pada Allah dan keyakinan akan diri sendiri. Ada sebuah cerita pendek tentang pasukan yang berjumlah kecil harus menghadapi pasukan yang berjumlah jauh lebih besar. Pasukan kecil itu sangat ketakutan, sebab mereka yakin akan dibantai habis oleh pasukan besar. Sebelum berangkat perang sang jendral dari pasukan kecil itu masuk kuil dan melempar koin. Bila yang keluar gambar burung pasti akan menang. Tapi bila yang keluar adalah tulisan maka akan kalah. Ternyata yang muncul adalah gambar burung. Keyakinan akan kemenangan ini membakar semangat para prajurit sehingga akhirnya mereka memenangkan pertempuran. Padahal jendral itu melekatkan dua koin menjadi satu yang semua sisi bergambar burung, sehingga dilempar berapa kali pun akan keluar gambar burung. Kemenangan bukan karena lemparan koin tapi keyakinan akan menang. Bila pasukan itu menang karena yakin dari gambar koin, kita pun pasti bisa menang sebab kita beriman pada Allah yang tidak akan pernah meninggalkan kita.
Kata ketiga adalah “Datanglah,”. Dalam penderitaan yang hebat orang bisa datang ke Tuhan sebaliknya juga orang akan menyingkir dari Tuhan, sebab Tuhan dianggap jahat, tidak adil, tidak mampu menolong dan sebagainya. Yesus mengajak kita untuk datang padaNya setiap kita mengalami masalah. Beberapa orang bertanya mengapa saya sudah datang pada Yesus tapi penderitaan masih terus melekat bahkan lebih parah lagi? Petrus pun datang pada Yesus tapi kesadaran akan situasi yang mengerikan membuatnya menjadi gamang. Kita sering datang pada Yesus tapi tidak sepenuh hati. Hati kita tetap gamang, sebab kita kurang beriman. Maka Yesus menegur Petrus akibat ketidakpercayaannya. Bila kita datang pada Yesus maka kita akan dikuatkan. Yesus tidak serta merta meredakan badai. Dia hanya mendampingi kita. Waktu kecil aku sering takut bila akan kencing di kamar mandi pada malam hari. Aku minta ibu untuk menemani. Tapi sering kali ibu hanya mengatakan bahwa ibu akan melihat dari tempatnya duduk. Sambil berjalan ke kamar mandi aku berulang kali melihat ke arah ibu, apakah ibu masih memperhatikan aku atau tidak. Bila ibu memperhatikan aku maka aku menjadi berani ke kamar mandi. Yesus pun memperhatikan kita dan selalu ada bersama kita. Tapi sering kita tidak yakin akan kebersamaan itu.
Kita tidak jarang masuk dalam badai kehidupan. Sebagai seorang yang percaya pada Yesus maka pada saat seperti inilah sebetulnya iman kita diuji. Yesus bersabda bila kita memiliki iman sebesar biji sesawi saja maka kita dapat melakukan hal yang besar. Bila kita memiliki iman tentu kita akan mampu melewati segala penderitaan hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar