Dalam perumpamaan tentang Kerajaan Allah, Yesus menggambarkan dengan seorang raja yang mengundang teman-temannya, tapi pada saatnya para temannya menolak untuk hadir dalam pesta yang diselenggarakan oleh raja itu. Padahal segala keperluan pesta sudah tersedia. Bagi raja itu penolakan ini sudah menyangkut martabatnya. Pesta yang tidak dihadiri oleh para undangan dapat membuat malu pemilik pesta. Maka agar dia tidak malu raja itu memutuskan menyuruh pegawainya untuk mengundang siapa saja yang dapat mereka temui. Raja ini tidak peduli apakah yang ditemui oleh pegawainya adalah orang baik atau orang jahat. Semua diundang untuk hadir agar pesta yang sudah siap dapat berlangsung seperti yang diharapkan.
Perumpamaan ini ditujukan pada orang-orang Yahudi, terutama para pemimpinnya yang menolak tawaran keselamatan dari Allah. Bangsa Yahudi mendapat anugerah dari Allah sebagai bangsa yang dipilih oleh Allah untuk menerima keselamatan. Kita tidak perlu mempersoalkan mengapa bangsa Yahudi yang dipilih Allah, padahal mereka adalah bangsa yang kecil. Tidak seperti Mesir atau Babilonia atau Asyur atau bangsa lain lebih besar dan maju dalam kebudayaannya. Itu hak Allah untuk memilih siapa saja yang dikehendakiNya. Tapi tawaran keselamatan dari Allah sering diabaikan bahkan ditolak oleh bangsa Yahudi. Berulang kali Allah mengutus para nabi untuk membawa bangsa Yahudi dalam persekutuan dengan Allah tapi mereka menolaknya.
Akhirnya Allah mengutus PutraNya untuk mengajak bangsa Yahudi kembali dalam persekutuan dengan Allah, tapi mereka lebih memilih melakukan hal yang menurut mereka lebih penting daripada undangan Allah. Maka Allah memanggil setiap orang dari berbagai bangsa. “Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga, sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi” (Mat 8:11-12). Bahkan orang-orang yang dianggap remeh oleh bangsa Yahudi, “Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah.” (Mat 21:31). Penolakan bangsa Yahudi membuat Kerajaan Allah terbuka bagi siapa saja yang mau menanggapi undangan dari Allah.
Bangsa Yahudi menolak undangan Allah sebab merasa yakin bahwa mereka adalah bangsa yang terbekati. Mereka adalah keturunan Abraham yang pasti akan selamat. Yohanes Pembaptis sudah mengingatkan agar mereka tidak sombong “Dan janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini!” (Mat 3:9). Kerajaan Allah terbuka bagi orang-orang yang memiliki kerendahhatian sehingga membutuhkan pertolongan dari Allah. Orang yang menyadari bahwa dirinya berdosa sehingga membutuhkan penyelamatan dari Allah. Bukan orang yang merasa yakin bahwa dirinya sudah terselamatkan.
Tidak jarang kita mendengar orang menghina sesamanya “kafir” atau orang itu tidak akan selamat. Orang yakin bahwa bila dia sudah memeluk agama ini atau itu maka dia akan selamat sedangkan orang yang diluar agamanya tidak. Kerajaan Allah terbuka bagi siapa saja, sebab Allah menawarkannya kepada semua orang, entah dia baik atau jahat. Kerajaan Allah tertutup bagi orang yang menolak atau tidak menghargai Allah. Kita sudah ada dalam komunitas keselamatan tapi tidak boleh sombong lalu mengadili orang lain bahwa dia tidak akan selamat, sebab yang menentukan keselamatan adalah Allah. Berada dalam komunitas keselamatan tidak secara otomatis akan diselamatkan seperti orang Yahudi yang merasa sebagai keturunan Abraham maka otomatis akan diselamatkan. Keselamatan akan kita peroleh bila kita memiliki rasa rendah hati untuk mengakui ketidakpantasan diri sehingga membutuhkan Allah untuk menyelamatkan kita dan sikap untuk menghormati Allah yang telah menyelamatkan kita.
Perumpamaan ini ditujukan pada orang-orang Yahudi, terutama para pemimpinnya yang menolak tawaran keselamatan dari Allah. Bangsa Yahudi mendapat anugerah dari Allah sebagai bangsa yang dipilih oleh Allah untuk menerima keselamatan. Kita tidak perlu mempersoalkan mengapa bangsa Yahudi yang dipilih Allah, padahal mereka adalah bangsa yang kecil. Tidak seperti Mesir atau Babilonia atau Asyur atau bangsa lain lebih besar dan maju dalam kebudayaannya. Itu hak Allah untuk memilih siapa saja yang dikehendakiNya. Tapi tawaran keselamatan dari Allah sering diabaikan bahkan ditolak oleh bangsa Yahudi. Berulang kali Allah mengutus para nabi untuk membawa bangsa Yahudi dalam persekutuan dengan Allah tapi mereka menolaknya.
Akhirnya Allah mengutus PutraNya untuk mengajak bangsa Yahudi kembali dalam persekutuan dengan Allah, tapi mereka lebih memilih melakukan hal yang menurut mereka lebih penting daripada undangan Allah. Maka Allah memanggil setiap orang dari berbagai bangsa. “Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga, sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi” (Mat 8:11-12). Bahkan orang-orang yang dianggap remeh oleh bangsa Yahudi, “Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah.” (Mat 21:31). Penolakan bangsa Yahudi membuat Kerajaan Allah terbuka bagi siapa saja yang mau menanggapi undangan dari Allah.
Bangsa Yahudi menolak undangan Allah sebab merasa yakin bahwa mereka adalah bangsa yang terbekati. Mereka adalah keturunan Abraham yang pasti akan selamat. Yohanes Pembaptis sudah mengingatkan agar mereka tidak sombong “Dan janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini!” (Mat 3:9). Kerajaan Allah terbuka bagi orang-orang yang memiliki kerendahhatian sehingga membutuhkan pertolongan dari Allah. Orang yang menyadari bahwa dirinya berdosa sehingga membutuhkan penyelamatan dari Allah. Bukan orang yang merasa yakin bahwa dirinya sudah terselamatkan.
Tidak jarang kita mendengar orang menghina sesamanya “kafir” atau orang itu tidak akan selamat. Orang yakin bahwa bila dia sudah memeluk agama ini atau itu maka dia akan selamat sedangkan orang yang diluar agamanya tidak. Kerajaan Allah terbuka bagi siapa saja, sebab Allah menawarkannya kepada semua orang, entah dia baik atau jahat. Kerajaan Allah tertutup bagi orang yang menolak atau tidak menghargai Allah. Kita sudah ada dalam komunitas keselamatan tapi tidak boleh sombong lalu mengadili orang lain bahwa dia tidak akan selamat, sebab yang menentukan keselamatan adalah Allah. Berada dalam komunitas keselamatan tidak secara otomatis akan diselamatkan seperti orang Yahudi yang merasa sebagai keturunan Abraham maka otomatis akan diselamatkan. Keselamatan akan kita peroleh bila kita memiliki rasa rendah hati untuk mengakui ketidakpantasan diri sehingga membutuhkan Allah untuk menyelamatkan kita dan sikap untuk menghormati Allah yang telah menyelamatkan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar