Salah satu seruan pada masa Advent adalah pengharapan. Kita diingatkan kembali akan harapan akan kedatangan Yesus yang kedua. Pada jaman para rasul atau Gereja perdana harapan akan kedatangan Yesus yang kedua atau akhir jaman dikira sudah dekat. Mereka mendasarkan kepercayaannya pada sabda Yesus, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Anak Manusia datang sebagai Raja dalam Kerajaan-Nya.” (Mat 16:28). Dari sini mereka percaya bahwa kehadiran Yesus yang kedua atau akhir jaman sudah sangat dekat. Maka mereka memusatkan pada menyambut kehadiran Yesus yang kedua ini. Mereka tidak bekerja dan hanya berdoa serta membagi-bagikan milik mereka kepada sesama. Akhirnya Paulus mengingatkan bahwa umat harus tetap bekerja dan menjalankan kehidupan seperti biasa sambil menanti saat itu.
Advent berasal dari kata Latin yaitu adventus yang akar katanya ad dan venire. Ad artinya menuju dan venire artinya datang atau kedatangan. Menurut Nico Syukur Dister OFM, seorang teolog yang mengajar di STFT Jayapura, advent berarti “kedatangan dengan semarak.” Hal ini untuk menggambarkan kehadiran Yesus yang kedua dalam kesemarakan. Hal yang sering dipahami oleh banyak orang Advent adalah hanya sebuah peringatan menunggu kelahiran Juru Selamat, sebab masa Advent berakhir pada hari raya Natal dimana kita memperingati kelahiran Yesus. Oleh karena perhatian terpusat pada pesta kelahiran Yesus, maka masa penantian kehadiran Yesus yang kedua kurang mendapatkan perhatian. Kita tidak menunggu kelahiran Yesus melainkan mengarahkan perhatian pada kehadiran Yesus yang kedua yaitu pada akhir jaman.
Pada saat menanti kita mempunyai harapan bahwa pada saat kehadiran Yesus yang kedua kita akan dapat masuk dalam Kerajaan Surga. Kerajaan Surga memang sudah hadir sejak Yesus hadir tapi masih belum sempurna. Kesempurnaan akan terjadi pada akhir jaman, dimana orang-orang kudus akan hidup bersama. Yesus akan menentukan siapa saja yang layak untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga seperti gambaran tuan yang memisahkan antara kambing dan domba. Bila kita layak maka kita akan masuk ke dalam Kerajaan Surga sebaliknya bila kita tidak layak maka kita akan masuk dalam kegelapan dan kertak gigi. Memang dalam agama Katolik tidak dijelaskan secara detil situasi surga atau neraka. Semua masih gelap bagi kita. Yesus hanya mengatakan bahwa di surga kita akan bahagia sedangkan di neraka kita akan dibakar oleh api abadi. Pada masa Advent kita diajak untuk berharap datangnya saat penentuan itu.
Harapan untuk dapat masuk dalam Kerajaan Surga bukanlah sekedar duduk dan menanti melainkan menjaga diri kita. “Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia.” (2Ptr 3:14). Selain menjaga diri kita pun perlu melakukan perbuatan kebaikan, sehingga ketika saatnya tiba kita ditemukan sedang melakukan apa yang seharusnya kita lakukan sebagai pengikut Kristus. “Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.” (Mat 24:46).
Harapan membuat kita hidup terarah ke masa depan. Kita tidak terjebak pada masa lalu melainkan mengarahkan hati, pikiran dan perasaan ke arah masa depan. Ini yang membuat kita mempunyai semangat untuk menjalani hidup kita. Saat ini banyak orang yang mengalami masa gelap dalam hidupnya. Hal ini dapat disebabkan oleh kesadaran akan dosa di masa lalu atau situasi hidup saat ini yang sangat berat, sehingga Dia ingin mengakhiri hidupnya saat ini juga. Adanya harapan membuat orang mampu bangkit kembali. Dia memiliki masa depan yang ingin diraihnya. Harapan yang pasti adalah kedatangan Yesus untuk kedua kalinya, yang akan mengadili manusia sesuai dengan perbuatan yang telah dilakukannya. Dalam masa Advent kita kembali memupuk harapan akan kebahagiaan yang dapat kita raih.
Advent berasal dari kata Latin yaitu adventus yang akar katanya ad dan venire. Ad artinya menuju dan venire artinya datang atau kedatangan. Menurut Nico Syukur Dister OFM, seorang teolog yang mengajar di STFT Jayapura, advent berarti “kedatangan dengan semarak.” Hal ini untuk menggambarkan kehadiran Yesus yang kedua dalam kesemarakan. Hal yang sering dipahami oleh banyak orang Advent adalah hanya sebuah peringatan menunggu kelahiran Juru Selamat, sebab masa Advent berakhir pada hari raya Natal dimana kita memperingati kelahiran Yesus. Oleh karena perhatian terpusat pada pesta kelahiran Yesus, maka masa penantian kehadiran Yesus yang kedua kurang mendapatkan perhatian. Kita tidak menunggu kelahiran Yesus melainkan mengarahkan perhatian pada kehadiran Yesus yang kedua yaitu pada akhir jaman.
Pada saat menanti kita mempunyai harapan bahwa pada saat kehadiran Yesus yang kedua kita akan dapat masuk dalam Kerajaan Surga. Kerajaan Surga memang sudah hadir sejak Yesus hadir tapi masih belum sempurna. Kesempurnaan akan terjadi pada akhir jaman, dimana orang-orang kudus akan hidup bersama. Yesus akan menentukan siapa saja yang layak untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga seperti gambaran tuan yang memisahkan antara kambing dan domba. Bila kita layak maka kita akan masuk ke dalam Kerajaan Surga sebaliknya bila kita tidak layak maka kita akan masuk dalam kegelapan dan kertak gigi. Memang dalam agama Katolik tidak dijelaskan secara detil situasi surga atau neraka. Semua masih gelap bagi kita. Yesus hanya mengatakan bahwa di surga kita akan bahagia sedangkan di neraka kita akan dibakar oleh api abadi. Pada masa Advent kita diajak untuk berharap datangnya saat penentuan itu.
Harapan untuk dapat masuk dalam Kerajaan Surga bukanlah sekedar duduk dan menanti melainkan menjaga diri kita. “Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia.” (2Ptr 3:14). Selain menjaga diri kita pun perlu melakukan perbuatan kebaikan, sehingga ketika saatnya tiba kita ditemukan sedang melakukan apa yang seharusnya kita lakukan sebagai pengikut Kristus. “Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.” (Mat 24:46).
Harapan membuat kita hidup terarah ke masa depan. Kita tidak terjebak pada masa lalu melainkan mengarahkan hati, pikiran dan perasaan ke arah masa depan. Ini yang membuat kita mempunyai semangat untuk menjalani hidup kita. Saat ini banyak orang yang mengalami masa gelap dalam hidupnya. Hal ini dapat disebabkan oleh kesadaran akan dosa di masa lalu atau situasi hidup saat ini yang sangat berat, sehingga Dia ingin mengakhiri hidupnya saat ini juga. Adanya harapan membuat orang mampu bangkit kembali. Dia memiliki masa depan yang ingin diraihnya. Harapan yang pasti adalah kedatangan Yesus untuk kedua kalinya, yang akan mengadili manusia sesuai dengan perbuatan yang telah dilakukannya. Dalam masa Advent kita kembali memupuk harapan akan kebahagiaan yang dapat kita raih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar