Senin, 09 Mei 2011

MEMBELI YANG TIDAK DAPAT DIBELI

Akhir-akhir ini nama Melinda Dee atau Inong Malinda begitu terkenal. Dia dituduh telah korupsi uang sebesar 17 M bahkan mungkin lebih tapi masih belum dapat dibuktikan. Sebetulnya kasus korupsi sudah menjadi bagian dari pemberitaan media setiap hari. Satu kasus belum selesai sudah muncul kasus lain. Selain itu banyak kasus melibatkan pejabat bahkan mantan menteri. Tapi kasus korupsi Melinda banyak dibicarakan bukan soal korupsinya melainkan soal sosok Melinda. Dalam waktu singkat di dunia maya muncul beberapa foto Melinda dalam pose yang sangat seksi dan menonjolkan satu bagian tubuhnya. Kecantikan, keseksian dan mobil yang dimiliki Melinda jauh lebih menarik perhatian dan menjadi bahan pembicaraan daripada kasus korupsinya itu sendiri. Mungkin orang sudah bosan berbicara kasus korupsi sehingga mencari segi lain dari sang koruptor untuk dijadikan bahan pembicaraan di saat berkumpul.

Sebetulnya apakah yang dicari oleh orang sehingga dia akhirnya memutuskan untuk korupsi sampai milyardan rupiah? Semua orang pasti mengatakan bahwa uang adalah segalanya. Dengan memiliki uang maka orang dapat membeli segalanya. Tapi apakah setelah mampu membeli mobil mewah, mengubah wajah dan bentuk tubuh, maka dia sudah memperoleh apa yang dicarinya atau dikejarnya selama ini? Pada intinya orang mencari kebahagiaan. Dengan uang yang banyak dan mengendarai mobil mewah orang mengira sudah bahagia. Apakah Melinda sudah menikmati kebahagiaan sebelum dia ditangkap? Hanya Melinda sendiri yang tahu sebab dia yang merasakannya.

Chris Lowney dalam bukunya yang berjudul Heroic Living mengatakan bahwa ada yang dapat dibeli oleh orang miskin tapi tidak mampu dibeli oleh orang kaya yaitu kedamaian dan kebahagiaan. Orang kaya terus berlomba untuk menjadi yang paling kaya, tapi setiap saat selalu muncul orang yang dianggap paling kaya. Pencarian kekayaan bukan lagi sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidup melainkan telah berubah menjadi nafsu untuk mengalahkan orang lain. Untuk mencari kehormatan, pengakuan, yang terhebat dan sebagainya. Pada akhir tahun 1700 seorang bernama Alexis de Tocqueville mengatakan bahwa warga Amerika menemukan kemakmuran hampir di setiap tempat, tapi bukan kebahagiaan yang mereka temukan, sebab keinginan untuk menjadi makmur telah menjadi nafsu yang berkobar-kobar yang menggelisahkan. Maka seorang rabi bernama bernama Meir mengatakan “Siapa yang disebut kaya? Yaitu orang yang mendapatkan kedamaian dari kekayaannya.”

Konon wajah dan tubuh Melinda berubah, sebab dia melakukan operasi plastik. Apakah Melinda akan puas dengan wajah dan tubuhnya saat ini? Banyak orang melakukan beberapa kali operasi plastik di wajah dan tubuhnya, sebab dia tidak akan pernah puas. Michael Jackson adalah tokoh terkenal yang entah sudah berapa kali dia mengubah wajahnya sehingga jauh berbeda dari saat dia masih remaja. Dia tidak akan pernah puas dengan tubuh dan wajahnya. Orang yang mengejar kepuasan tidak akan sampai pada kebahagiaan. Orang berlomba memiliki HP tercanggih, tapi apa yang sekarang canggih dua bulan lagi sudah tidak menjadi tercanggih. Dia tidak akan pernah puas dengan apa yang dimiliki bila selalu ingin menjadi yang nomor satu.

Yesus bersabda dalam kotbah di bukit tentang seruan berbahagialah orang yang miskin. Hal ini bukan berarti Dia ingin melegalkan kemiskinan dan membuat orang miskin tidak berjuang untuk meraih kehidupan yang lebih baik lagi, melainkan Dia ingin menunjukkan bahwa kaum miskinlah yang dapat berbahagia. Kemiskinan bukan disempitkan ketidakadaan materi melainkan lebih pada semangat hidup. Maka tepat apa yang dikatakan oleh Rabi Meir bahwa kebahagiaan hanya dapat dirasakan oleh orang yang puas akan apa yang dimilikinya. Orang miskin yang bersemangat miskin dapat mensyukuri apa yang ada pada dirinya. Dia tidak terbakar nafsu untuk berlomba memiliki sesuatu yang lebih hebat dari apa yang sudah dimilikinya. Dia mensyukuri apa yang ada padanya. Rasa syukur itu akan menimbulkan kedamaian dan kebahagiaan yang tidak dapat diraih oleh siapa saja yang terbakar nafsu untuk memiliki yang lebih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger