Rabu, 21 Oktober 2009

KECOAK DI KAMAR MANDI


Seekor kecoak berlarian di kamar mandi. Sebentar berhenti lalu bergerak lagi dengan gesitnya. Menyusup ke lubang pembuangan air dan menghilang. Beberapa saat lagi kepalanya yang kecil dengan sungut-sungutnya muncul dari lubang. Seakan hendak memastikan apakah tempat itu aman baginya atau tidak. Dia berlarian kembali kian kemari. Baginya ruang kamar mandi yang hanya berukur 2X3 meter persegi adalah sebuah dunia yang luas. Dunia yang memberinya kehidupan. Tempat mencari makan. Tempatnya berkembang biak sampai kematian menjemputnya.

Bagi manusia kamar mandi adalah bagian kecil dari bangunan yang lebih besar yaitu rumahnya. Sebuah rumah sebesar apapun adalah bagian kecil dari sebuah kota. Sebuah kota sebesar apapun adalah bagian kecil dari seluruh dunia. Bumi yang kita huni adalah bagian kecil alam semesta. Keluasan bumi tidak akan dipahami oleh kecoak yang hidup dalam ruang terbatas di kamar mandi. Kecoak ini pun tidak mau keluar dari kamar mandi sebab sudah merasa nyaman dan merasa bahwa ruang itu sangat luas. Membutuhkan beberapa menit untuk berkeliling.

Bagi Allah dunia adalah tempat yang sempit, sesempit kamar mandi bagi manusia. “Beginilah firman TUHAN: Langit adalah takhta-Ku dan bumi adalah tumpuan kaki-Ku; rumah apakah yang akan kamu dirikan bagi-Ku, dan tempat apakah yang akan menjadi perhentian-Ku?” (Yes 66:1). Allan Lightman dalam bukunya yang berjudul “Mimpi-Mimpi Einstein” membagi dunia menjadi dua yaitu mekanis dan perasaan. Dunia mekanis itu tetap dan kaku. Satu jam adalah 60 menit. Tapi dunia perasaan itu relatif. Satu jam bagi orang yang berdekatakan dengan musuhnya adalah waktu yang sangat lama, tapi bagi sepasang kekasih adalah waktu yang sangat pendek. Padahal sama-sama 60 menit. Suatu benda dalam pemahaman mekanis adalah tetap besar dan beratnya dimana pun juga benda itu diletakkan. Tapi dalam pandangan manusia bisa menjadi lebih kecil atau besar tergantung darimana dia melihatnya. Bola tenis akan tampak paling besar bila diletakkan diantara sejumlah kelereng. Tapi dia akan menjadi paling kecil bila diletakkan diantara bola basket. Padahal bola tenis secara mekanis adalah tetap bola tenis.

Dunia adalah relatif. Kerelatifan ini bukan hanya terjadi pada benda tapi pada semua hal. Sering orang merasa bahwa idenya paling hebat, apa yang dimiliki paling banyak dan sebagainya. Hal ini disebabkan dia tidak melihat keluar dari dirinya atau dunianya terbatas seperti kecoak di dalam kamar mandi. Dia hanya melihat sekitarnya bahkan dirinya sendiri namun sudah merasa melihat seluruh dunia. Ketika tinggal di sebuah negara asing, saya sering ditanya oleh teman dari negara itu dengan pertanyaan yang sama dan menurut saya menjengkelkan. Bila melihat sesuatu mereka bertanya apakah ini ada di Indonesia? Mereka bertanya sebab mereka hanya tahu negaranya dan belum pernah ke Indonesia. Pandangan mereka seperti kecoak di kamar mandi. Mereka merasa hebat seperti bola tenis diantara kelereng.

Seorang ketua RW dilihat sebagai orang penting oleh warga RWnya tapi dia dilihat tidak penting bila hadir dalam pertemuan para camat. Dengan memahami kerelatifan maka kita menjadi sadar bahwa sebetulnya apa yang ada pada kita, baik jabatan, status sosial, kekayaan, ide dan sebagainya adalah relatif. Memang jabatan, kekayaan dan sebagainya merupakan mekanis yaitu yang tetap. Sebagai ketua RW memang orang itu adalah ketua RW dengan tugas dan tanggungjawab tertentu. Jabatan ketua RW adalah mekanis. Tetap dan ada aturannya. Tapi di dunia ini yang sering menjadi ukuran adalah bukan sistem mekanis melainkan perasaan. Kesadaran akan kerelatifan membuat kita rendah hati, sebab apa yang ada pada kita bukanlah sesuatu yang mutlak. Apa yang hebat menurut kita ternyata dilihat sederhana oleh orang lain. Kesadaran ini akan membuat kita berani terbuka terhadap apa saja yang ada di luar diri kita dan menerimanya dengan senang hati. Tidak menutup diri dan merasa diri paling dalam segala hal. Bila kita tetap mengukuhi bahwa kitalah yang paling dalam segala hal, maka kita tidak ubahnya seekor kecoak yang ada di kamar mandi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger