Kamis, 24 Februari 2011

KEMESRAAN PASANGAN PEMULUNG


Aku sedang menikmati keramaian di halaman museum Fatahilah sambil memotret suasana malam. Tiba-tiba dihadapanku berdiri sepasang pemulung. Aku tersenyum padanya. Dia pun tersenyum padaku. Lalu memintaku untuk memotretnya. Dia lalu memeluk istrinya yang ternyata seorang perempuan bisu tuli, sehingga hanya mampu tersenyum dan mengatakan sesuatu yang tidak kupahami. Pasangan itu mengambil pose sangat mesra. Bahkan tanpa malu mereka saling mencium satu dengan yang lain dan memintaku memotret saat mereka berciuman seperti saat upacara pernikahan. Aku tersenyum melihat polah tingkah mereka dan memotret. Setelah beberapa kali kupotret maka aku tunjukkan hasilnya pada mereka. Wajah mereka sangat bahagia melihat hasil foto di layar kamera. Mereka memintaku untuk mengirimkan foto mereka bila jadi nanti. Mereka setiap hari berada di sekitar halaman museum Fatahilah. Tidur mereka di gerobak dekat bangunan tua yang hampir runtuh.

Pemulung itu dengan bangga bercerita bahwa mereka menikah resmi di KUA. Saat ini istrinya sedang hamil 5 bulan. Dia menceritakan beratnya mencari nafkah pada saat ini. Sampai malam ini mereka belum mendapatkan uang sama sekali dan belum makan. Cerita seperti ini sudah sering kudengar ketika masih berteman dengan anak-anak jalanan di rumah singgah. Meski mereka punya uang tapi sering bercerita bahwa belum makan seharian. Nanti setelah kubelikan makanan, maka mereka baru mengeluarkan uang mereka untuk membeli yang lain. Pemulung ini bercerita dengan wajah gembira seolah tanpa beban sama sekali. Istrinya pun kadang tersenyum mendengarkan cerita suaminya. Aku tidak tahu apakah dia memahami apa yang dikatakan oleh suaminya. Akhirnya aku memberi sedikit uang yang ada dalam tasku.

Melihat kemesraan yang dimiliki pasangan pemulung ini aku menjadi teringat kasus-kasus rumah tangga yang masih belum mampu kuselesaikan atau masih dalam proses pemulihan. Setiap bulan selalu ada saja pasangan yang menyatakan ingin cerai atau ribut hebat dengan pasangannya. Angka perceraian setiap tahun semakin meningkat. Menurut Tempo Interaktif kasus perceraian di Banyuwangi meningkat tajam dari 3726 kasus di tahun 2008 menjadi 5095 kasus di tahun 2009 atau terjadi peningkatan 1368 kasus. Menurut Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jogjakarta yang dimuat Suara Merdeka pada tahun 2008 ada 1222 kasus, sedang tahun 2009 ada 1249 kasus dan tahun 2010 ada 1809 kasus. Di daerah-daerah lain pun angka perceraian meningkat antara 10%-20%. Secara keseluruhan di Indonesia pertahun angka perceraian sekitar 200.000 kasus dari 2 juta perkawinan atau 10%. Sebuah angka yang cukup tinggi.

Ada banyak alasan mengapa orang memilih cerai. Beberapa orang berpendapat bahwa pemicu perceraian adalah masalah ekonomi, meski di Situbondo ada fenomena baru yaitu maraknya kasus perceraian disebabkan oleh SMS. Menurut Kompas mengutip pernyataan Suryadharma Ali, menteri negara Koperasi dan UKM, bahwa infotaiment menjadi pemicu perceraian. Jadi ada berbagai macam hal yang dapat menjadi pemicu perceraian. Tapi bagiku semua itu disebabkan hilangnya kasih diantara suami istri dan menguatnya egoisme, sehingga setiap orang hanya memikirkan dirinya sendiri.

Pasangan pemulung ini dapat menjadi contoh bagi banyak orang bahwa kemesraan dapat dijaga dan dipertahankan meski hidup mereka masih jauh dari kemapanan dan kenyamanan. Mereka bisa menerima situasi hidup dengan penuh syukur dan bangga akan pasangannya. Si istri bangga terhadap suaminya meski tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari secara layak sedangkan si suami bangga pada istrinya yang mengandung anak mereka. Mereka tidak hidup dalam mimpi tentang keindahan dan kemudahan hidup seperti yang ditayangkan sinetron. Mereka hidup secara nyata dalam penderitaan dan mampu menerima satu dengan yang lain. Kemesraan dapat tumbuh bila ada kasih yang mau menerima pasangan apa adanya. Kasih yang mampu melihat pasangannya sebagai berkah dari Allah. Kasih yang mampu menerima pasangannya apa adanya, bukan menuntutnya untuk menjadi seperti yang dia inginkan.

1 komentar:

Powered By Blogger