Banyak orang mengikuti Yesus karena Yesus memberi berlimpah. Hal ini tampak sangat jelas dalam Gereja-Gereja yang mengikuti teologi sukses. Dalam konsep mereka Yesus adalah raja segala raja yang mempunyai segalanya secara berlimpah, maka kalau orang mengikuti Yesus dia akan memperoleh segala sesuatu secara berlimpah. Dalam Gereja Katolik hal ini juga tampak ada. Setiap ada kesaksian dari seseorang, entah ketika ada persekutuan doa atau kesempatan lain, pasti mereka bersaksi bahwa Yesus sudah memberi berlimpah dalam hidupnya. Maka tidak heran bila jarang sekali, bahkan saya tidak pernah mendengar, orang yang masih menderita atau miskin berani memberi kesaksian.
Dalam beragama memang sering dijumpai orang yang bermental pengemis. Allah adalah pribadi yang mempunyai segalanya dan manusia adalah pribadi yang tidak mempunyai segalanya, sehingga manusia hanya bisa meminta pada Allah apa saja yang dibutuhkan olehnya. Doa-doa kita pun penuh dengan permohonan, sehingga dalam Ekaristi yang sebetulnya doa umat sering dikatakan sebagai doa permohonan bahkan kita bukan hanya memohon tapi memerintah Allah sebab banyak kalimat menggunakan kata perintah misalnya “berilah”, “bimbinglah” dan sebagainya serta menghilangkan kata “semoga” yang bermakna permohonan.
Hal kecil saja yang umum terjadi ketika ada pertemuan-pertemuan dan diadakan makan bersama, bila ada orang yang diminta berdoa sebelum makan, maka pada umumnya doanya sebagai berikut, “Ya Allah kami bersyukur atas rejeki yang telah Engkau berikan. Kami teringat akan saudara-saudara kami yang belum dapat makan seperti yang kami terima saat ini. Berilah mereka makanan dan sebagainya..” Bila direnungkan doa semacam ini tampak bagus, tapi aneh. Kita sudah diberi makanan dan rejeki yang berlimpah oleh Allah tapi ternyata kita masih menyuruh Allah untuk memberi pada saudara yang kekurangan dan belum dapat makanan. Mengapa bukan kita yang memberi?
Ibu Teresa dari Kalkuta mengatakan “Yesus aku mencintaiMu bukan apa yang Engkau berikan namun karena apa yang Engkau ambil.” Inilah kehebatan Ibu Teresa. Dia mencintai Yesus bukan sebagai pengemis melainkan sebagai orang yang siap memberikan segalanya pada Yesus. Cinta yang demikianlah yang tidak akan goyah dengan segala yang terjadi dalam hidupnya. Dia tidak akan mudah melarikan diri bila suatu saat datang penderitaan berat yang menimpanya, sebab penderitaan adalah bagian dari keputusan Yesus untuk mengambil sesuatu darinya. Dia rela memberikan segala dan seluruh hidupnya pada Yesus yang hidup dalam diri orang miskin. Dia akan tetap mencintai Yesus seandainya doa-doanya dirasa tidak dikabulkan. Bagaimana dengan kita?
hhmm...
BalasHapusa new point of view : "Mengapa bukan kita yg memberi ?"
V
thanks for the post :)
BalasHapusagen judi bola
prediksi bola
bandar piala dunia
kacangmasbet
bandar judi bola
bandar piala dunia 2018
bandar taruhan piala dunia 2018
agen piala dunia 2018
bandar taruhan bola
situs judi bola
kacangmasbet
bandar judi piala dunia 2018
bandar taruhan bola
agen judi piala dunia 2018
situs taruhan bola piala dunia 2018
agen judi online
agen judi bola
agen bola online
situs judi online
bandar bola online
judi online
judi bola
agen judi online terpercaya
bandar judi online
agen judi resmi indonesia
bandar sabung ayam
bandar bola tangkas
bandar poker online
poker uang asli rupiah
domino online
ceme online
capsa susun uang asli
agen judi poker online
agen judi poker online 2018 terbaik
bandar poker online
BalasHapuspoker IDN
Situs Taruhan Poker Online
Poker Online Uang Asli
Poker Uang Asli
agen resmi poker IDN
agen judi poker online
poker online indonesia
judi poker indonesia
situs judi poker
poker uang asli rupiah
agen judi poker uang asli
indonesia poker
poker idn
poker online