Selasa, 16 November 2010

DAUD DAN BATSYEBA: URIA POTRET ORANG DIKALAHKAN


Uria disebut orang Het yaitu suku bangsa keturunan Nuh. Nuh mempunyai 3 anak yaitu Sem, Ham dan Yafet. Ham mempunyai anak bernama Kush, Misraim, Put dan Kanaan dan Kanaanlah nenek moyang Uria, “Kanaan memperanakkan Sidon, anak sulungnya, dan Het, serta orang Yebusi, orang Amori dan orang Girgasi; orang Hewi, orang Arki, orang Sini, orang Arwadi, orang Semari dan orang Hamati; kemudian berseraklah kaum-kaum orang Kanaan itu.” (Kej 10:15-18). Sedang Daud adalah keturuan dari Sem yang juga menjadi moyang dari Abraham dan Yakub. Dengan demikian Uria dan Daud sebetulnya masih satu saudara dari keturunan Nuh.

Uria mungkin sudah mendengar rumor bahwa istrinya diambil Daud. Sebagai seorang raja pasti Daud tidak lepas dari perhatian banyak orang terutama para pegawai di istananya. Segala gerak geriknya akan menjadi bahan pembicaraan pegawainya yang berkembang menjadi gosip. Kehadiran Batsyeba ke istana atas panggilan Daud pasti diketahui oleh pegawai istana dan menjadi bahan gunjingan. Serapat-rapatnya sebuah aib ditutupi pasti lambat laun akan tercium oleh orang. Aib Daud dan Batsyeba sampai ke telinga Uria yang sedang bertempur bersama Yoab. Dapat dibayangkan betapa hancur hati Uria ketika mendengar bahwa istrinya diambil oleh Daud.

Nabi Natan memberikan perumpamaan perbedaan yang mencolok antara Daud dan Uria. "Ada dua orang dalam suatu kota: yang seorang kaya, yang lain miskin. Si kaya mempunyai sangat banyak kambing domba dan lembu sapi; si miskin tidak mempunyai apa-apa, selain dari seekor anak domba betina yang kecil, yang dibeli dan dipeliharanya. Anak domba itu menjadi besar padanya bersama-sama dengan anak-anaknya, makan dari suapnya dan minum dari pialanya dan tidur di pangkuannya, seperti seorang anak perempuan baginya.” (2 Sam 12:1-3). Bila melihat gambaran nabi Natan ini kemungkinan Batsyeba belum pernah disentuh oleh Uria. Dia dirawat sejak kecil dan suatu saat akan dijadikan istrinya. Tapi sebelum hal itu terjadi Batsyeba sudah disentuh oleh Daud hingga hamil. Tentu Uria sangat kecewa sekali. Dia pulang dengan harapan Daud akan menjelaskan duduk perkaranya dan meminta maaf padanya. Ternyata Daud hendak menjebaknya dan melepaskan tanggungjawab.

Hal yang sangat tragis Uria membawa surat kematiannya sendiri. Dia tentu paham bahwa Daud tidak berhasil menjebaknya. Maka dia disuruh segera kembali ke pertempuran dengan membawa surat kematian bagi dirinya. Apakah Uria tidak curiga dengan surat yang dibawanya? Ada kemungkinan dia sudah curiga bahwa surat itu pasti bukan hal yang menyenangkan bagi dirinya. Tapi dia setia membawanya dan menyerahkan kepada Yoab. Meski hatinya hancur Uria tetap menjalankan tugasnya sebagai prajurit. Dia berangkat ketika diutus untuk bertempur di pertempuran yang paling berat. Dia pasti kecewa ketika sedang bertempur tiba-tiba semua kawannya pergi meninggalkannya sehingga dia akhirnya mati ditangan musuh.

Uria adalah gambaran orang yang diperlakukan tidak adil tapi tidak berdaya untuk melawan ketidakadilan yang menimpanya. Ada jutaan orang yang terpaksa menjalani hidup dalam kepahitan akibat kesewenang-wenangan penguasa. Orang-orang di pedalaman yang tanah leluhurnya dirampas oleh penguasa yang telah memiliki ribuan hektar tanah dengan menggunakan hukum-hukum yang tidak dipahami oleh pemilik tanah itu. Dengan segala tipu daya dan trik-trik yang licik atau pembiusan. Bila mereka memiliki kesadaran dan berusaha mempertahankan atau merebut tanah mereka kembali maka akan datang pasukan bersenjata yang menumpas mereka dengan alasan yang dibuat-buat. Bahkan tidak jarang mereka dicap sebagai pemberontak dan diperlakukan secara tidak manusiawi. Beberapa orang kurban lumpur Lapindo menjadi gila sebab tanah milik mereka satu-satunya dirampas oleh orang yang berkuasa tanpa ganti rugi yang sesuai. Masih banyak lagi Uria-Uria jaman ini yaitu orang-orang yang dikalahkan dan tidak berdaya menghadapi kelicikan dan keserakahan penguasa. Mereka dikurbankan oleh penguasa demi keuntungan pribadi sang penguasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger