Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam bacaan misa diambil dari peristiwa penyaliban. Suatu yang sangat kontras. Mengapa Yesus disebut sebagai raja? Padahal para prajurit mengolokNya sebagai raja “Juga prajurit-prajurit mengolok-olokkan Dia; mereka mengunjukkan anggur asam kepada-Nya dan berkata: "Jika Engkau adalah raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!” (Luk 23:36-37). Pilatus menempelkan tulisan INRI atau Iesus Nazarenus, Rex Iudaeorum atau dalam bahasa Yunani Iesous ho Nazoraios ho Basileus ton Ioudaion, di atas kayu salib tampaknya juga bukan sebagai pengakuannya kepada Yesus sebagai raja. Pengakuan yang tulus hanya datang dari seorang penjahat yang turut disalibkan. Apakah pengakuan penjahat itu menjadi dasar pilihan bacaan dalam misa? Bukankah lebih baik diambil dari Yohanes 6 dimana orang-orang ingin mengangkatNya menjadi raja setelah mereka melihat mujijat yang dilakukanNya?
Di salib Yesus kehilangan kuasaNya sama sekali. Dia yang mampu melakukan hal hebat ternyata disalib Dia jadi tidak berdaya padahal orang sangat mengharapkan Dia mampu melakukan sesuatu yang dapat menjadi bukti kemesiasanNya. Seandainya saat itu Dia mau turun dari salib atau melakukan hal hebat tentu Dia akan langsung diangkat sebagai Mesias yaitu raja yang mengembalikan kekuasaan Daud bapa leluhur mereka. Beberapa ahli tafsir berpendapat bahwa Yudas adalah salah satu dari orang Yahudi yang ingin memaksa Yesus untuk menunjukkan bahwa Dia adalah Mesias atau bukan. Bangsa Yahudi percaya bahwa mesias akan muncul pada saat Paskah Yahudi di Yerusalem. Maka kehadiran Yesus di Yerusalem disambut dengan gegap gempita oleh rakyat sebab dianggap sebagai awal dari penegasanNya sebagai mesias. Yudas ingin mempercepat hal itu dengan membenturkan Yesus dengan kekuasaan. Maka ketika Yesus diperlakukan dengan keji dan diam saja, Yudas menjadi kecewa dan merasa bersalah sehingga dia gantung diri. Tapi para prajurit dan banyak orang masih ingin membuktikan kemesiasan sampai Yesus disalibkan. Mereka sengaja mengolok agar Yesus membuktikan kemesiasanNya.
Hakekat ke-raja-an Yesus, bukan kerajaan dalam arti teritori, ternyata tampak dalam kelemahanNya. Bukan dari apa kata prajurit yang mengolok atau tulisan INRI. Di salib kekuasaan Yesus tidak habis. Dia masih mempunyai kuasa surgawi sehingga Dia mengatakan pada penjahat di sisinya, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” Ini bukan janji kosong tapi sabda yang penuh kuasa bahwa Yesus berhak menentukan orang untuk masuk surga atau tidak. Dia menunjukkan kekuasaanNya atas surga. Lalu bagaimana dengan kekuasaanNya di bumi? Apakah masih tampak kekuasaanNya pada saat Dia sampai pada titik terendah kelemahan manusiaNya. Sejak awal Yesus mengatakan bahwa kekuasaan yang dimilikiNya berbeda dengan kekuasaan raja duniawi. Raja duniawi berkuasa dengan tangan besi sedangkan Dia adalah raja yang lemah lembut.
Kekuasan di bumi yang dimiliki Yesus bukan untuk menguasai manusia seperti para penguasa duniawi. Kekuasaan Yesus adalah untuk menjadikan manusia kembali memiliki martabatnya yang rusak oleh dosa atau telah dirusak oleh sesamanya dengan berbagai cara pemiskinan. Kekuasaan Yesus adalah kekuasaan membebaskan bukan menindas. Penindasan yang paling mengerikan bagi manusia bukan dari luar dirinya tapi berasal dari dalam diri manusia yaitu dalam bentuk dosa yang mengeram dalam hati. Dosa menekan manusia sehingga membuat hidupnya menjadi tidak bahagia. Manusia dapat menekan rasa berdosa dalam hatinya yang paling dalam, tapi bayangan dosa itu akan terus menghantuinya dimana saja dan kapan saja. Hal ini membuatnya menderita. Penderitaan ini dapat diwujudkan dalam sikap hidup yang juga membuat orang lain menderita. Semakin orang menumpuk dosa, semakin mudah dia bersikap yang sangat meresahkan masyarakat. Maka bila ingin membangun masyarakat yang bahagia satu-satunya jalan adalah dengan pembebasan manusia dari dosa. Salib adalah kurban untuk membebaskan dosa manusia di dunia. Dengan demikian di salib Yesus memiliki kuasa surgawi dan duniawi. Dia memang raja semesta alam
Di salib Yesus kehilangan kuasaNya sama sekali. Dia yang mampu melakukan hal hebat ternyata disalib Dia jadi tidak berdaya padahal orang sangat mengharapkan Dia mampu melakukan sesuatu yang dapat menjadi bukti kemesiasanNya. Seandainya saat itu Dia mau turun dari salib atau melakukan hal hebat tentu Dia akan langsung diangkat sebagai Mesias yaitu raja yang mengembalikan kekuasaan Daud bapa leluhur mereka. Beberapa ahli tafsir berpendapat bahwa Yudas adalah salah satu dari orang Yahudi yang ingin memaksa Yesus untuk menunjukkan bahwa Dia adalah Mesias atau bukan. Bangsa Yahudi percaya bahwa mesias akan muncul pada saat Paskah Yahudi di Yerusalem. Maka kehadiran Yesus di Yerusalem disambut dengan gegap gempita oleh rakyat sebab dianggap sebagai awal dari penegasanNya sebagai mesias. Yudas ingin mempercepat hal itu dengan membenturkan Yesus dengan kekuasaan. Maka ketika Yesus diperlakukan dengan keji dan diam saja, Yudas menjadi kecewa dan merasa bersalah sehingga dia gantung diri. Tapi para prajurit dan banyak orang masih ingin membuktikan kemesiasan sampai Yesus disalibkan. Mereka sengaja mengolok agar Yesus membuktikan kemesiasanNya.
Hakekat ke-raja-an Yesus, bukan kerajaan dalam arti teritori, ternyata tampak dalam kelemahanNya. Bukan dari apa kata prajurit yang mengolok atau tulisan INRI. Di salib kekuasaan Yesus tidak habis. Dia masih mempunyai kuasa surgawi sehingga Dia mengatakan pada penjahat di sisinya, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” Ini bukan janji kosong tapi sabda yang penuh kuasa bahwa Yesus berhak menentukan orang untuk masuk surga atau tidak. Dia menunjukkan kekuasaanNya atas surga. Lalu bagaimana dengan kekuasaanNya di bumi? Apakah masih tampak kekuasaanNya pada saat Dia sampai pada titik terendah kelemahan manusiaNya. Sejak awal Yesus mengatakan bahwa kekuasaan yang dimilikiNya berbeda dengan kekuasaan raja duniawi. Raja duniawi berkuasa dengan tangan besi sedangkan Dia adalah raja yang lemah lembut.
Kekuasan di bumi yang dimiliki Yesus bukan untuk menguasai manusia seperti para penguasa duniawi. Kekuasaan Yesus adalah untuk menjadikan manusia kembali memiliki martabatnya yang rusak oleh dosa atau telah dirusak oleh sesamanya dengan berbagai cara pemiskinan. Kekuasaan Yesus adalah kekuasaan membebaskan bukan menindas. Penindasan yang paling mengerikan bagi manusia bukan dari luar dirinya tapi berasal dari dalam diri manusia yaitu dalam bentuk dosa yang mengeram dalam hati. Dosa menekan manusia sehingga membuat hidupnya menjadi tidak bahagia. Manusia dapat menekan rasa berdosa dalam hatinya yang paling dalam, tapi bayangan dosa itu akan terus menghantuinya dimana saja dan kapan saja. Hal ini membuatnya menderita. Penderitaan ini dapat diwujudkan dalam sikap hidup yang juga membuat orang lain menderita. Semakin orang menumpuk dosa, semakin mudah dia bersikap yang sangat meresahkan masyarakat. Maka bila ingin membangun masyarakat yang bahagia satu-satunya jalan adalah dengan pembebasan manusia dari dosa. Salib adalah kurban untuk membebaskan dosa manusia di dunia. Dengan demikian di salib Yesus memiliki kuasa surgawi dan duniawi. Dia memang raja semesta alam
yang saya mau tanyakan adalah dosa dari siapa?jika dari Tuhan mengapa Dia tidak menghapusnya sendiri tanpa mengorbankan Yesus?, (dosanya tidak jelas dari mana). kedua, berarti dosa menurut kristiani sudah dibayar oleh Yesus, maka semua orang kristiani boleh melakukan hal-hal yang berdosa karena sudah dibayar oleh Yesus?. ketiga, apakah Yesus bersedia untuk menjadi tumbal atas dosa-dosa manusia, padahal dia mempersenjatai murid-muridnya dengan pedang dan di kebun zaitun Yesus berdoa sampai keringatnya bercucuran, kemudian Yesus marah ketika murid-muridnya tertidur disaat berjaga, apakah dari bukti-bukti tersebut Yesus bisa dianggap sebagai raja semesta alam?. ke empat tolong tunjukkan bahwa Yesus itu meninggal, karena setelah saya baca Injil (maaf...jujur saja saya bingung, injil itu yang mana, Lukas, Markus, Yohanes, dll, banyaaaaak sekali, dan tidak ada satupun yang sama) Yesus masih hidup dengan daging dan darahnya yang berarti bahwa baik jasad dan rohnya masih utuh, bukan secara spiritual saja. kelima, bukankah baik Nasrani dan Yahudi sama-sama menginginkan kematian Yesus, Nasrani menginginkan Yesus mati sebagai syarat adanya Kristen sekarang (penebus dosa) , Yahudi menginginkan Yesus mati karena menentang Raja, jadi Injil setelah saja pelajari sangat tidak jelas dan profesor saya juga tidak pernah menjelaskan dengan yakin, saya lulusan sastra inggris dari Universitas Yale. terima kasih
BalasHapus1. Dosa dari manusia yang ingin memposisikan dirinya sebagai Tuhan. Ini kesombongan manusia yang dampaknya pada penindasan, pembunuhan, kesewenang-wenangan dan sebagainya.
BalasHapus2. Meski dosa sudah dibayar oleh darah Yesus, tapi bukan berarti orang boleh hidup dalam dosa. Sama saja bila kita mencuri sehingga dipenjara lalu ditebus, apakah dengan demikian kita boleh mencuri lagi?
3. Yesus bersedia menjadi kurban, meski pilihan itu tidak mudah. Tapi Dia taat pada kehendak Allah, maka Dia menjalankan apa yang dikehendaki Allah. Petrus membawa pedang dan memotong telinga salah satu pengawal tapi Yesus melarang menggunakan pedang dan menyembuhkan telinga pengawal itu.
4. Yesus wafat dan dimakamkan. Ini kesaksian semua penulis Injil, kecuali Injil Barnabas yang mengambil cerita dari Al Quran yang tidak percaya bahwa Yesus wafat tapi langsung naik ke surga. Perlu Anda ketahui bahwa Injil Barnabas ditulis pada abad XVI. Jadi bukan Injil yang asli dari para rasul. Pembuktian Injil Barnabas itu palsu sudah dibuktikan secara historis dan penyelidikan karbon. Jadi tidak dapat disangkal lagi. Maka kalau Anda percaya Injil Barnabas, maka Anda keliru. Sedangkan keempat Injil menceritakan hampir sama. Perbedaan disebabkan adanya perbedaan cara pandang penulis, siapa yang dituju, dan masalah apa yang sedang muncul.
5. Wafat Yesus bukan menjadi syarat kekristenan. Syarat itu mengandaikan harus ada seperti untuk mencapai S1 syaratnya harus membuat skripsi. Kekristenan tetap akan ada meski Yesus tidak disalibkan. Penyelamatan manusia oleh Yesus bisa melalui apa saja, tapi kalau Yesus memilih salib sebab untuk mengajarkan pada manusia bahwa kasih adalah kurban. Bukan mata ganti mata (ajaran Yahudi), tapi memberikan diri untuk keselamatan manusia. Konsep Mesias bagi orang Yahudi adalah pembebas bangsa Yahudi dari penindasan penjajah dan mengembalikan kajayaan kerajaan Yahudi seperti jaman Daud dulu. Yesus menolak konsep Mesias sebagai raja dunia yang berkuasa. Orang Yahudi membunuh Yesus sebab para pemimpinnya takut bahwa komunitas yang dibangun Yesus bisa membahayakan posisi mereka, sebab mereka didukung oleh Romawi (penjajah saat itu) dan banyak menyalahgunakan kekuasaan dengan dasar agama untuk memeras rakyat, misalnya melalui pajak dan sebagainya. Maka mereka berusaha membunuh Yesus yang dianggap dapat menggoyahkan kedudukannya.Saat itu orang Yahudi tidak mempunyai raja, sebab mereka tidak berbentuk negara setelah kerajaan mereka dihancurkan oleh Babel pada abad III SM.
6. Kalau Anda bingung bagus, sebab iman itu misteri dan tidak seperti ilmu pasti, meski ilmu pasti juga tidak pasti setelah ada fisika quantum, sebab masih menyimpan aneka misteri yang tidak terpecahkan. Kebingunan Anda membuat Anda akan terus bertanya dan semakin mendalami iman.
ok
BalasHapus