Ketika dua murid Yohanes bertanya dimanakah Yesus tinggal, Dia tidak menjelaskan tempat dimana Dia tinggal tapi mengajak mereka. "Marilah dan kamu akan melihatnya." (Yoh 1:39). Jawaban ini menunjukkan bahwa Yesus ingin murid Yohanes mengalami hidup bersamaNya. Dengan tinggal bersama Dia maka mereka diharapkan dapat mengenalNya secara pribadi. Mereka diajak menyatu denganNya sehingga mereka dapat memahami sendiri arti Anak Domba Allah seperti yang dikatakan oleh gurunya. Pemahaman yang berasal dari pengalaman berbeda jauh dengan pemahaman yang berasal dari penjelasan seseorang atau teori-teori. Pemahaman dari pengalaman akan tertanam kuat dalam hati seseorang, sebab mereka melibatkan seluruh diri. Mereka berproses sampai akhirnya mampu menyimpulkan apa yang mereka alami.
Anthony de Mello dalam bukunya berjudul Burung Berkicau mengisahkan ada seorang petualang yang mendaki sebuah gunung tinggi. Disana dia menemukan danau yang sangat indah sekali. Lalu dia menceritakan pada penduduk kota. Kagum akan cerita itu maka penduduk kota membuat lukisan danau dan membuat rutenya. Mereka lalu memasang lukisan itu di rumahnya dan menceritakan keindahan danau itu kepada setiap orang. Seolah-olah dengan memasang gambar dan mampu menceritakan kembali betapa sulitnya jalan yang ditempuh untuk mencapai ke danau itu serta betapa mengagumkan keindahannya, maka mereka merasa sudah mengetahui tentang danau itu. Mereka puas dengan mendengar pengalaman orang tanpa berusaha mencari.
Kisah ini adalah gambaran tentang iman kita. Banyak dari kita mengenal Yesus dari pengajaran para katekis, biarawan, biarawati, guru-guru agama atau orang yang sudah berusaha mencari Allah. Mendengar cerita mereka dan mengaggumi apa yang mereka ceritakan membuat orang merasa sudah menemukan Allah bagi hidupnya. Kita memang dapat mendengarkan kisah atau sharing tentang pengetahuan akan Allah. Banyak buku yang membahas siapa Allah itu dan bagaimana cara menemukanNya. Tapi iman bukanlah pengetahuan. Iman adalah keputusan untuk menyerahkan seluruh hidup kepada Allah. Keputusan itu bersumber dari pengalaman yang didukung oleh kemampuan akal budi untuk semakin meneguhkan pilihan kita. Maka tidak cukup bila hanya pengetahuan. Kita perlu berproses untuk mencari siapa Allah bagi kita. Hal ini mengandaikan kita mau tinggal bersama Yesus sehingga mengenalNya.
Saat ini banyak orang yang berpindah-pindah agama. Suatu saat memeluk agama A lalu beberapa waktu kemudian pindah ke agama B lalu C dan sebagainya. Mereka berpindah-pindah agama disebabkan kecewa dengan agamanya atau melihat bahwa agama orang lain lebih baik daripada agamanya sendiri. Hal ini dapat terjadi sebab orang hanya mendengar siapa Yesus tapi tidak berproses untuk menemukan Yesus sendiri, Mereka mendengar dari seseorang bahwa Yesus adalah Allah lalu mereka tertarik dan mengikuti Yesus tapi ternyata setelah mengikutiNya dia melihat apa yang dikatakan orang itu tidak benar. Maka mereka kecewa lalu meninggalkan Yesus. Orang yang bercerita sudah berproses sampai akhirnya dia yakin bahwa Yesus adalah Mesias. Pengalaman orang itu adalah pengalamannya pribadi. Miliknya sendiri yang dapat berbeda dengan pengalaman orang lain.
Menemukan Yesus secara pribadi bukanlah hal yang mudah. Para rasulpun ditanya oleh Yesus siapakah Dia menurut mereka. Petrus sebagai wakil para rasul mengatakan bahwa Engkaulah Mesias. Yesus pun melarang agar Petrus tidak mengatakan hal itu kepada siapapun agar semua orang berani mencari sendiri, bukan hanya menerima warisan atau apa kata orang. Untuk itu kita perlu datang pada Yesus dan tinggal bersama Dia. Memahami Dia dan segala yang dilakukanNya. Menjalankan SabdaNya dan mencari karyaNya dalam hidup sehari-hari. Banyak orang sudah merasa mengenal Yesus dari cerita orang, sehingga dia merasa tidak perlu lagi mencari siapa Yesus bagi dirinya. Tapi sungguhkah kita sudah mengenal Yesus secara pribadi dan menjadikan Dia terlibat dan berperan dalam kehidupan kita sehari-hari?
Anthony de Mello dalam bukunya berjudul Burung Berkicau mengisahkan ada seorang petualang yang mendaki sebuah gunung tinggi. Disana dia menemukan danau yang sangat indah sekali. Lalu dia menceritakan pada penduduk kota. Kagum akan cerita itu maka penduduk kota membuat lukisan danau dan membuat rutenya. Mereka lalu memasang lukisan itu di rumahnya dan menceritakan keindahan danau itu kepada setiap orang. Seolah-olah dengan memasang gambar dan mampu menceritakan kembali betapa sulitnya jalan yang ditempuh untuk mencapai ke danau itu serta betapa mengagumkan keindahannya, maka mereka merasa sudah mengetahui tentang danau itu. Mereka puas dengan mendengar pengalaman orang tanpa berusaha mencari.
Kisah ini adalah gambaran tentang iman kita. Banyak dari kita mengenal Yesus dari pengajaran para katekis, biarawan, biarawati, guru-guru agama atau orang yang sudah berusaha mencari Allah. Mendengar cerita mereka dan mengaggumi apa yang mereka ceritakan membuat orang merasa sudah menemukan Allah bagi hidupnya. Kita memang dapat mendengarkan kisah atau sharing tentang pengetahuan akan Allah. Banyak buku yang membahas siapa Allah itu dan bagaimana cara menemukanNya. Tapi iman bukanlah pengetahuan. Iman adalah keputusan untuk menyerahkan seluruh hidup kepada Allah. Keputusan itu bersumber dari pengalaman yang didukung oleh kemampuan akal budi untuk semakin meneguhkan pilihan kita. Maka tidak cukup bila hanya pengetahuan. Kita perlu berproses untuk mencari siapa Allah bagi kita. Hal ini mengandaikan kita mau tinggal bersama Yesus sehingga mengenalNya.
Saat ini banyak orang yang berpindah-pindah agama. Suatu saat memeluk agama A lalu beberapa waktu kemudian pindah ke agama B lalu C dan sebagainya. Mereka berpindah-pindah agama disebabkan kecewa dengan agamanya atau melihat bahwa agama orang lain lebih baik daripada agamanya sendiri. Hal ini dapat terjadi sebab orang hanya mendengar siapa Yesus tapi tidak berproses untuk menemukan Yesus sendiri, Mereka mendengar dari seseorang bahwa Yesus adalah Allah lalu mereka tertarik dan mengikuti Yesus tapi ternyata setelah mengikutiNya dia melihat apa yang dikatakan orang itu tidak benar. Maka mereka kecewa lalu meninggalkan Yesus. Orang yang bercerita sudah berproses sampai akhirnya dia yakin bahwa Yesus adalah Mesias. Pengalaman orang itu adalah pengalamannya pribadi. Miliknya sendiri yang dapat berbeda dengan pengalaman orang lain.
Menemukan Yesus secara pribadi bukanlah hal yang mudah. Para rasulpun ditanya oleh Yesus siapakah Dia menurut mereka. Petrus sebagai wakil para rasul mengatakan bahwa Engkaulah Mesias. Yesus pun melarang agar Petrus tidak mengatakan hal itu kepada siapapun agar semua orang berani mencari sendiri, bukan hanya menerima warisan atau apa kata orang. Untuk itu kita perlu datang pada Yesus dan tinggal bersama Dia. Memahami Dia dan segala yang dilakukanNya. Menjalankan SabdaNya dan mencari karyaNya dalam hidup sehari-hari. Banyak orang sudah merasa mengenal Yesus dari cerita orang, sehingga dia merasa tidak perlu lagi mencari siapa Yesus bagi dirinya. Tapi sungguhkah kita sudah mengenal Yesus secara pribadi dan menjadikan Dia terlibat dan berperan dalam kehidupan kita sehari-hari?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar