Selasa, 05 Juli 2011

GARAM DUNIA

"Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang” (Mat 5:13)

Matius begitu hebat menggambarkan umat Kristen sebagai garam. Garam adalah benda yang putih dan mampu mengubah rasa. Bila dimasukan dalam air maka larut dan mengubah rasa. Tapi bila air dikeringkan maka garam itu akan muncul kembali. Dia tetap eksis meski sudah mengubah rasa. Hal ini berbeda dengan gula atau yang lain. Matius mengajarkan umat Kristen menjadi garam.

Gereja sejak Konsili Vatikan II menegaskan arah untuk terlibat dalam dunia. Hal ini tampak jelas dalam konstitusi Gaudium et Spes yang sejak awal telah menegaskan bahwa kebahagiaan dan harapan dunia adalah kebahagian dan harapan Gereja. Umat Katolik adalah bagian dari masyarakat dengan perannya masing-masing. Kehadiran umat Katolik dalam suatu masyarakat diharapkan dapat menjadi garam yang mampu memberikan warna baru. Mampu memasukan ajaran Yesus dalam masyarakat.

Saat ini individualisme, konsumerisme dan hedonisme semakin menguat. Nilai-nilai ini bertentangan dengan ajaran Yesus tentang solidaritas dan kesederhanaan. Maka perlu kita merenungkan perutusan kita sebagai garam yang mampu mempengaruhi dan mengubah pola pikir masyarakat. Bukan sebaliknya kita terhanyut oleh nilai-nilai itu. Inilah tantangan kekatolikan kita pada jaman ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger