Jumat, 15 Juli 2011

KASIH DAN HUKUM

"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.” (Mat 5:17)

Dalam kotbah di bukit sejak awal Yesus menyatakan bahwa Dia tidak akan meniadakan hukum Taurat yang sudah diyakini dan dihidupi oleh umat Israel. Tapi dalam uraiannya ada hukum yang diubahNya, bahkan selama Dia berkarya beberapa kali Dia melawan hukum Taurat seperti Sabat, adat istiadat dan lainnya. Maka ada orang berpendapat bahwa kotbah di bukit adalah hukum baru yang diajarkan Yesus. Yulian Sang Murtad, menolak kekristenan sebab melihat bahwa hukum baru ini tidak mungkin dilaksanakan.

Dalam kotbah di bukit Yesus tidak membuat hukum baru untuk meniadakan hukum Taurat. Dia pun tidak sedang mengajar etika moral. Kotbah di bukit adalah pewartaan kabar gembira dalam rangka membangun masyarakat baru. Masyarakat yang berdasar kasih yang terlepas dari ikatan-ikatan hukum yang ada. Maka kasih menjadi hukum pertama dan utama. Segala tindakan manusia bukan lagi berdasarkan pada hukum tapi berdasarkan kasih kepada sesama dan Allah.

Dalam hidup orang lebih suka mengikuti hukum, sehingga terjadi keteraturan. Kasih dapat melawan keteraturan. Hukum Sabat sudah jelas, tapi karena kasih maka Yesus melanggar aturan Sabat. Tapi kita sering melanggar kasih demi ketaatan pada hukum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger