Kita masuk dalam era globalisasi dimana batas negara menjadi kabur. Orang dapat pagi berada di negara ini dan sore sudah berada di negara lain. Melalui tayangan CNN orang dapat mengikuti perkembangan krisis politik di Mesir. Kita dapat berkomunikasi dengan teman di belahan dunia lain yang jaraknya beribu-ribu kilometer. Dunia menjadi seperti rumah besar dengan beragam budaya dan manusia. Yesus menghendaki agar kita menjadi pelita yang dapat menerangi semua orang di dalam rumah.
Meski dunia tampaknya menjadi sebuah rumah besar, tapi kesenjangan sosial sangat mencolok. Menurut data FAO ada 925 juta orang yang kelaparan. Sedangkan disisi lain setiap tahun 1,3 milyar ton makanan atau 1/3 makanan yang diproduksi dunia dibuang. Di satu sisi ada jutaan orang berjuang untuk sembuh dari sakitnya sedangkan disisi lain ada jutaan dollar dikeluarkan untuk riset pengembangan, perawatan dan pembelian alat pemusnah manusia. Masih banyak paradoks dalam dunia saat ini.
Gereja dipanggil untuk menerangi dunia. Hal ini tidak mungkin bila Gereja hanya sibuk dengan urusan internal atau memusatkan hidup pada altar. Gereja hendaknya memberi penyadaran akan adanya ketidakadilan dan menjadi jembatan antara miskin dan kaya.
Meski dunia tampaknya menjadi sebuah rumah besar, tapi kesenjangan sosial sangat mencolok. Menurut data FAO ada 925 juta orang yang kelaparan. Sedangkan disisi lain setiap tahun 1,3 milyar ton makanan atau 1/3 makanan yang diproduksi dunia dibuang. Di satu sisi ada jutaan orang berjuang untuk sembuh dari sakitnya sedangkan disisi lain ada jutaan dollar dikeluarkan untuk riset pengembangan, perawatan dan pembelian alat pemusnah manusia. Masih banyak paradoks dalam dunia saat ini.
Gereja dipanggil untuk menerangi dunia. Hal ini tidak mungkin bila Gereja hanya sibuk dengan urusan internal atau memusatkan hidup pada altar. Gereja hendaknya memberi penyadaran akan adanya ketidakadilan dan menjadi jembatan antara miskin dan kaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar