Dietrich Bonhoeffer (4 April 1906 – 9 April 1944) adalah seorang teolog Kristen Jerman yang menentang Nazi sehingga dihukum gantung oleh Hitler. Menurut dia ada dua macam anugerah yaitu anugerah murah dan anugerah mahal. Anugerah murah adalah anugerah yang kita terima dari Allah tanpa usaha. Kita percaya bahwa Allah mengasihi dan mencari orang berdosa, maka kita tidak pernah takut untuk berdosa, sebab yakin bahwa Allah sangat berbelas kasih dan rela menanggung dosa kita. Anugerah murah adalah anugerah yang kita dapat tanpa perjuangan tapi hanya bergantung pada belas kasih Allah belaka. Sebaliknya anugerah mahal adalah anugerah yang kita peroleh melalui perjuangan. Kita sadar belas kasih Allah tapi kita tidak memanfaatkan belas kasihNya untuk mencari sela bagi kenikmatan diri. Atau kita begitu yakin akan belas kasih Allah sehingga tidak perlu berusaha lagi untuk mendapatkan anugerah.
Untuk memperoleh anugerah mahal maka kita dituntut untuk berani melepaskan segalanya dan mengikuti Yesus secara penuh. Total. Menjadikan Yesus sebagai pilihan utama. Petrus meninggalkan segalanya untuk mengikuti Yesus. Seorang pedagang berani menjual segala hartanya demi mutiara yang ditemukan. Ketuklah maka pintu akan dibukakan. Yesus pun berani memanggul salib dan wafat di kayu salib. Anugerah mahal diperoleh dengan susah payah. Memang Allah memberi anugerah kepada kita tapi anugerah itu bukan cuma-cuma atau diperoleh secara mudah. Kita harus mencari dan berjuang untuk memperolehnya “karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya." (Mat 7:14)
Kita sering mempunyai keyakinan yang salah tentang Allah. Kita yakin bahwa Allah penuh belas kasih sehingga kita akan dilimpahi anugerah. Ini yang sering diserukan oleh banyak orang yang berusaha menghibur dengan penuh kepalsuan. Allah memang mempunyai belas kasih dan anugerah berlimpah tapi tidak disebarkan begitu saja. Allah memang memberikan anugerah pengampunan dosa tapi si pendosa perlu berjuang untuk kembali pada Allah. Anugerah pengampunan hanya dapat diperoleh melalui pertobatan yang serius. Bukan sekedar penyesalan sesaat. Anugerah iman tidak didapat hanya dengan sekedar dibaptis tapi perlu adanya perubahan hidup.
Inilah tantangan kita, sebab kita sering terbuai oleh janji-janji nabi palsu. Pengkotbah yang membuat Injil seturut kehendaknya. Memotong-motong ayat Injil demi menina bobokkan pendengarnya. Memilih ayat yang menguntungkan tapi membuang ayat yang tidak menguntungkan. “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak,” (Yoh 14:12-13). Sebelum mengambulkan permintaan kita, Yesus sudah memberi syarat yaitu percaya padaNya, melakukan pekerjaanNya bahkan yang lebih besar. Dengan demikian anugerah itu diperoleh setelah berjuang.
Salah satu nilai yang diajarkan oleh dunia saat ini adalah instan dimana orang ingin berusaha mendapatkan segalanya dengan cepat. Hal ini juga sudah merambah dalam bidang agama dan kehidupan kaum beriman. Orang ingin masuk surga tapi tidak ingin repot. Dia tidak ingin berjuang. Dia tetap ingin menikmati kehidupan. Gambarannya orang ingin menikmati kemewahan hidup sekaligus bisa masuk surga. Kalau toh dia harus berjuang tidak perlu yang susah dan mengurbankan banyak hal. Cukup memberi sedikit tapi mendapat anugerah yang banyak. "juallah segala yang kaumiliki dan bagi-bagikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.” (Luk 18:22). Yesus memberikan tantangan yang tegas dan jelas. Melepaskan segala yang dimiliki dan disayangi bahkan mungkin yang menjadi kebangaan kita lalu mengikuti Dia. Bila kita berani maka kita akan mendapatkan anugerah yang mahal. Tapi kita lebih sering memilih anugerah murahan daripada mengurbankan hidup untuk anugerah yang mahal.
Untuk memperoleh anugerah mahal maka kita dituntut untuk berani melepaskan segalanya dan mengikuti Yesus secara penuh. Total. Menjadikan Yesus sebagai pilihan utama. Petrus meninggalkan segalanya untuk mengikuti Yesus. Seorang pedagang berani menjual segala hartanya demi mutiara yang ditemukan. Ketuklah maka pintu akan dibukakan. Yesus pun berani memanggul salib dan wafat di kayu salib. Anugerah mahal diperoleh dengan susah payah. Memang Allah memberi anugerah kepada kita tapi anugerah itu bukan cuma-cuma atau diperoleh secara mudah. Kita harus mencari dan berjuang untuk memperolehnya “karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya." (Mat 7:14)
Kita sering mempunyai keyakinan yang salah tentang Allah. Kita yakin bahwa Allah penuh belas kasih sehingga kita akan dilimpahi anugerah. Ini yang sering diserukan oleh banyak orang yang berusaha menghibur dengan penuh kepalsuan. Allah memang mempunyai belas kasih dan anugerah berlimpah tapi tidak disebarkan begitu saja. Allah memang memberikan anugerah pengampunan dosa tapi si pendosa perlu berjuang untuk kembali pada Allah. Anugerah pengampunan hanya dapat diperoleh melalui pertobatan yang serius. Bukan sekedar penyesalan sesaat. Anugerah iman tidak didapat hanya dengan sekedar dibaptis tapi perlu adanya perubahan hidup.
Inilah tantangan kita, sebab kita sering terbuai oleh janji-janji nabi palsu. Pengkotbah yang membuat Injil seturut kehendaknya. Memotong-motong ayat Injil demi menina bobokkan pendengarnya. Memilih ayat yang menguntungkan tapi membuang ayat yang tidak menguntungkan. “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak,” (Yoh 14:12-13). Sebelum mengambulkan permintaan kita, Yesus sudah memberi syarat yaitu percaya padaNya, melakukan pekerjaanNya bahkan yang lebih besar. Dengan demikian anugerah itu diperoleh setelah berjuang.
Salah satu nilai yang diajarkan oleh dunia saat ini adalah instan dimana orang ingin berusaha mendapatkan segalanya dengan cepat. Hal ini juga sudah merambah dalam bidang agama dan kehidupan kaum beriman. Orang ingin masuk surga tapi tidak ingin repot. Dia tidak ingin berjuang. Dia tetap ingin menikmati kehidupan. Gambarannya orang ingin menikmati kemewahan hidup sekaligus bisa masuk surga. Kalau toh dia harus berjuang tidak perlu yang susah dan mengurbankan banyak hal. Cukup memberi sedikit tapi mendapat anugerah yang banyak. "juallah segala yang kaumiliki dan bagi-bagikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.” (Luk 18:22). Yesus memberikan tantangan yang tegas dan jelas. Melepaskan segala yang dimiliki dan disayangi bahkan mungkin yang menjadi kebangaan kita lalu mengikuti Dia. Bila kita berani maka kita akan mendapatkan anugerah yang mahal. Tapi kita lebih sering memilih anugerah murahan daripada mengurbankan hidup untuk anugerah yang mahal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar