Jumat, 25 Juni 2010

MESIAS MESIAS

Surabaya sekarang praktis sudah bersih dari foto para calon pemimpin kota. Sebentar lagi pasti akan ada lagi berbagai foto untuk pemilihan gubernur. Kalau tidak salah sampai akhir tahun nanti ada sekitar 140 pemilihan pemimpin kota di seluruh Indonesia. Rakyat akan diajak bermimpi dengan aneka janji program dan kebijakan. Semua program dan kebijakan ditujukan bagi kaum miskin. Pada saat inilah kaum miskin sungguh-sungguh menjadi orang yang dihargai dan diperhitungkan keberadaannya. Belum pernah sekalipun aku melihat seorang calon menyatakan akan membela atau melindungi orang kaya, orang yang dijadikan sumber dana bagi pencalonannya.

Semua janji bagi kaum miskin akan lenyap setelah seorang calon menjadi pejabat kota. Seorang calon pemimpin ketika sedang berkampanye membuat slogan, “Kota ini untuk semua.” Tapi setelah menjabat sebagai pemimpin langkah pertama yang dilakukan adalah mengadakan penggusuran besar-besaran. Padahal pada waktu kampanye dia menyatakan tidak akan menggusur bahkan akan membuka lahan pekerjaan bagi kaum marginal. Inilah wajah mesias-mesias politik. Orang yang tampaknya datang untuk menyelamatkan kaum miskin dan tertindas tapi hanya demi kepentingan politiknya saja.

“Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.” (Mat 24:24) Mesias yang dikatakan Yesus pada jaman ini muncul dalam bentuk yang berbeda. Mereka membawa janji-janji yang indah dan muluk. Sebagaimana iklan, janji yang dikatakan oleh setiap mesias politik sarat dengan kepalsuan. Janji membentuk pemerintahan yang jujur dan bersih tapi ada masalah yang jelas salah ternyata dinyatakan benar. Bagi mesias politik hal yang terpenting ialah dia mencapai apa yang diinginkannya.

Mesias juga muncul dalam bidang keagamaan. Mereka mengatasnamakan Allah melakukan tindakan dan ajaran yang seolah menjaga kemurnian agama dengan menyerang orang yang tidak sepaham dengannya. Memaksa orang untuk percaya padanya. Tidak jarang dia melakukan dengan kekerasan dan penindasan. Ada juga yang membuat aneka mujijat yang mencengangkan dan menyatakan diri bahwa dia adalah utusan Allah. Jim Jones (13 Mei 1931 – 18 November 1978) adalah salah satu contoh mesias dunia saat ini. Dia mengajak 909 orang dan 276 anak pengikutnya untuk bunuh diri masal di Guyana pada 18 November 1978.

Kemesiasan Yesus berbeda dengan kemesiasan politik dan para nabi modern seperti Jim Jones. Kemesiasan Yesus tampak dalam tindakan dan ajaranNya yang memberi kehidupan dan harapan kepada banyak orang. Dia tidak mengejar kekuasaan seperti mesias politik. Sebaliknya Dia menghindari kekuasaan. Dia menghindari popularitas dan pengkultusan individu, maka Yesus sering kali melarang orang yang disembuhkan. Dia menyerahkan kemuliaan yang diperoleh dari Allah dengan rela menjadi manusia sederhana dan wafat disalibkan.

Kemesiasan Yesus adalah memberi kehidupan dengan mengajarkan kasih yang tanpa batas kepada siapa saja, termasuk kepada para musuhnya. Kasih yang sempurna seperti kasih Allah. “Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.” (Mat 5:44-45). Dia mempunyai kuasa dari Allah atas surga dan bumi, tapi tidak menggunakan kekuasaanNya itu untuk menindas orang yang tidak percaya padaNya. Kemesiasan Yesus bukan berdasarkan janji tapi dari tindakan dan perkataan yang menyelamatkan semua orang dan merelakan diri sebagai tebusan bagi dosa manusia. Kemesiasan Yesus adalah keberanian untuk berkurban demi keselamatan manusia dan cintaNya yang menghidupkan, bukan cinta yang sempit dan tertuju pada diri sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger