Setelah air berubah menjadi anggur peran Maria tidak diceritakan lagi. Dia seolah hanya memaparkan masalah pada Yesus lalu pergi entah kemana. Padahal Maria pasti masih di pesta itu, sebab pesta belum berakhir. Memang fokus Injil adalah Yesus bukan Maria, jadi Maria hanya seperti pemain figuran yang muncul sebentar lalu menghilang dan baru muncul lagi pada akhir Injil ketika Yesus disalibkan. Dalam Injil Yohanes peran Maria sangat kecil. Dia hanya muncul dua kali, maka ada yang mengatakan Maria sebagai bingkai Injil Yohanes, sebab dari yang kecil itu Maria mengambil peran cukup besar. Di awal Injil dia menunjukkan peran sebagai perantara antara manusia yang sedang menderita dengan Yesus dan diakhir Injil dia ditegaskan oleh Yesus sebagai ibu dari para rasul atau Gereja.
Pada akhir kisah perkawinan di Kana, pemimpin pesta bertanya pada mempelai lelaki mengapa anggur yang baik tidak dikeluarkan lebih dahulu. Para pelayan yang tahu asal usul anggur itu tidak memberitahu pemimpin pesta apa yang sesungguhnya terjadi. Maria pun tidak. Banyak orang bangga bila salah satu anggota keluarganya menjadi orang yang hebat atau berprestasi. Seorang teman pernah bercerita padaku dengan sangat bangga bahwa baru saja dia makan bersama dengan seorang pejabat. Dia bercerita panjang lebar tentang pejabat itu seolah-olah sudah mengenal lama. Padahal mungkin dia baru saja bertemu muka dengan pejabat itu. Cerita semacam ini sering kudengar. Jika makan bersama dalam sebuah perjamuan makan saja sudah mampu membuat orang menjadi bangga apalagi seandainya pejabat itu adalah kakak atau adik atau anaknya. Tentu kebanggaan ini akan lebih besar lagi.
Maria adalah seorang yang sangat rendah hati. Dia tidak menonjolkan diri akan setiap pengalaman hebat yang dialaminya. Setelah mendapat kabar gembira dari malaikat Maria langsung bergegas pergi ke rumah Elisabet. Dia bukan hendak menceritakan pengalamannya tapi dia prihatin sebab Elisabet hamil pada masa tuanya. Sebagai seorang perempuan Maria paham akan beratnya hamil pada usia yang sudah sangat tua. Maka Maria tinggal di rumah Elisabet sampai Elisabet melahirkan anaknya. Ketika Maria tahu bahwa dia akan mengandung anak dari Roh Kudus, dia tidak bercerita mengenai hal ini kepada Yosep, sehingga Yosep berpikir akan menceraikannya.
Maria pun tidak mudah menjadi berbunga-bunga ketika orang bercerita dengan bangga anugerah yang dia terima. Ketika para gembala bercerita tentang siapa anak yang baru dilahirkan olehnya, Maria tidak bereaksi melainkan merenungkannya. “Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya.” (Luk 2:19) Sikap yang sama juga ditunjukkan ketika dia tidak paham akan sikap Yesus yang sibuk berdebat melawan para imam di Bait Allah ketika masih berusia 12 tahun. Yesus adalah Firman yang menjadi manusia. Segala yang dilakukan, dikatakan dan sikap hidupNya adalah Firman Allah pada manusia. Firman akan berbuah banyak ketika direnungkan dan dilaksanakan. “Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan.” (Luk 8:15) Maria melihat segala sesuatu yang dilakukan oleh Yesus dan yang terjadi dalam hidupNya baik kehebatan maupun saat paling mengerikan ketika tergantung di salib adalah Firman Allah kepadanya.
Allah berfirman pada kita melalui berbagai peristiwa hidup baik yang menyenangkan maupun yang pahit. Maria mengajarkan kepada kita agar melihat peran Allah dalam setiap peristiwa hidup. Mencari apa yang hendak dikatakan Allah melalui peristiwa itu. Pencarian kehendah Allah dalam setiap peristiwa membuat Maria tidak bangga ketika Yesus mengubah air menjadi anggur atau terpuruk dalam kesedihan saat berdiri di bawah kaki kayu salib Yesus. Dia akan menyimpannya dalam hati. Sering kali kita melihat peristiwa sebagai peristiwa dan tidak berusaha mencari kehendak Allah dibalik semua itu. Kita bangga dan bercerita kemana-mana bila mendapat kesuksesan atau terpuruk ketika mengalami penderitaan, tapi tidak mengkaitkan dengan kehendak Allah.
Pada akhir kisah perkawinan di Kana, pemimpin pesta bertanya pada mempelai lelaki mengapa anggur yang baik tidak dikeluarkan lebih dahulu. Para pelayan yang tahu asal usul anggur itu tidak memberitahu pemimpin pesta apa yang sesungguhnya terjadi. Maria pun tidak. Banyak orang bangga bila salah satu anggota keluarganya menjadi orang yang hebat atau berprestasi. Seorang teman pernah bercerita padaku dengan sangat bangga bahwa baru saja dia makan bersama dengan seorang pejabat. Dia bercerita panjang lebar tentang pejabat itu seolah-olah sudah mengenal lama. Padahal mungkin dia baru saja bertemu muka dengan pejabat itu. Cerita semacam ini sering kudengar. Jika makan bersama dalam sebuah perjamuan makan saja sudah mampu membuat orang menjadi bangga apalagi seandainya pejabat itu adalah kakak atau adik atau anaknya. Tentu kebanggaan ini akan lebih besar lagi.
Maria adalah seorang yang sangat rendah hati. Dia tidak menonjolkan diri akan setiap pengalaman hebat yang dialaminya. Setelah mendapat kabar gembira dari malaikat Maria langsung bergegas pergi ke rumah Elisabet. Dia bukan hendak menceritakan pengalamannya tapi dia prihatin sebab Elisabet hamil pada masa tuanya. Sebagai seorang perempuan Maria paham akan beratnya hamil pada usia yang sudah sangat tua. Maka Maria tinggal di rumah Elisabet sampai Elisabet melahirkan anaknya. Ketika Maria tahu bahwa dia akan mengandung anak dari Roh Kudus, dia tidak bercerita mengenai hal ini kepada Yosep, sehingga Yosep berpikir akan menceraikannya.
Maria pun tidak mudah menjadi berbunga-bunga ketika orang bercerita dengan bangga anugerah yang dia terima. Ketika para gembala bercerita tentang siapa anak yang baru dilahirkan olehnya, Maria tidak bereaksi melainkan merenungkannya. “Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya.” (Luk 2:19) Sikap yang sama juga ditunjukkan ketika dia tidak paham akan sikap Yesus yang sibuk berdebat melawan para imam di Bait Allah ketika masih berusia 12 tahun. Yesus adalah Firman yang menjadi manusia. Segala yang dilakukan, dikatakan dan sikap hidupNya adalah Firman Allah pada manusia. Firman akan berbuah banyak ketika direnungkan dan dilaksanakan. “Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan.” (Luk 8:15) Maria melihat segala sesuatu yang dilakukan oleh Yesus dan yang terjadi dalam hidupNya baik kehebatan maupun saat paling mengerikan ketika tergantung di salib adalah Firman Allah kepadanya.
Allah berfirman pada kita melalui berbagai peristiwa hidup baik yang menyenangkan maupun yang pahit. Maria mengajarkan kepada kita agar melihat peran Allah dalam setiap peristiwa hidup. Mencari apa yang hendak dikatakan Allah melalui peristiwa itu. Pencarian kehendah Allah dalam setiap peristiwa membuat Maria tidak bangga ketika Yesus mengubah air menjadi anggur atau terpuruk dalam kesedihan saat berdiri di bawah kaki kayu salib Yesus. Dia akan menyimpannya dalam hati. Sering kali kita melihat peristiwa sebagai peristiwa dan tidak berusaha mencari kehendak Allah dibalik semua itu. Kita bangga dan bercerita kemana-mana bila mendapat kesuksesan atau terpuruk ketika mengalami penderitaan, tapi tidak mengkaitkan dengan kehendak Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar