Selasa, 26 Oktober 2010

YESUS DAN ZAKHEUS: MEMUTUS LINGKARAN SETAN


Mungkin Yesus sudah mendengar tentang Zakheus sebagai seorang pejabat. Ketika Yesus lewat Dia melihat Zakheus yang sedang duduk di atas sebuah dahan. Yesus tentu mendongakkan kepalaNya. Yesus ada di bawah dan Zakheus ada di atas. Dia yang adalah Mesias harus menatap ke atas kepada seorang yang dianggap pendosa. Yesus memposisikan diri sebagai hamba yang mendongakkan kepala kepada tuannya. Tapi Yesus sadar akan posisinya sebagai Mesias, maka Dia memerintah Zakheus agar segera turun. Dia tidak mengajukan penawaran tapi sebuah perintah tegas. Kekuasaan Yesus tampak dalam perintahNya. Hal yang sama dilakukan ketika Dia mencuci kaki para murid. Dia memposisikan sebagai hamba tapi dia tetap menunjukkan kuasanya sebagai Guru dan Tuhan. “Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu.” (Yoh 13:14).

Zakheus yang biasa dipandang rendah oleh masyarakat Yahudi kini dipandang tinggi oleh Yesus yang adalah Mesias. Suatu pengalaman yang mengagumkan bagi Zakheus. Sebagai orang yang dicap sebagai musuh dan pendosa sebab telah menggunakan kekuasaan dan jabatannya untuk memperkaya diri, maka banyak orang membenci dan merendahkan Zakheus. Tubuhnya yang pendek tentu menjadi bahan olok-olokan oleh masyarakat. Zakheus kaya tapi mungkin dia adalah orang kesepian dan tersingkirkan atau termarginalkan. Sebagai manusia tentu dia ingin mendapat penghormatan dan penghargaan dari sesamanya. Tapi oleh karena jabatan dan kekuasaannya dia tidak memperoleh apa yang didambakannya.

Yesus datang ke dunia untuk memulihkan martabat manusia yang rusak akibat dosa dan sikap sesama yang menyingkirkan dan mengacuhkannya. Banyak orang yang disingkirkan oleh masyarakat akibat penyakitnya, sikapnya, situasi hidupnya dan lain sebagainya. PSK adalah salah satu komunitas yang dimarginalkan oleh masyarakat meski kehadiran mereka dibutuhkan. Bila tidak dibutuhkan tentu mereka tidak pernah akan ada. Mereka dianggap sebagai manusia yang jatuh dalam lembah dosa, meski orang yang menggunakan jasa pelayanannya tidak pernah dianggap sebagai orang yang jatuh dalam lembah dosa. Oleh karena pekerjaannya maka PSK kehilangan martabatnya sebagai manusia yang setara.

Zakheus adalah pejabat yang korup. Keserakahan telah menghilangkan martabatnya sebagai manusia yang hakekatnya adalah mahluk sosial. Orang yang terarah pada sesamanya. Pemulihan martabat terjadi bila ada pertobatan dari pihak pendosa dan kesiapan masyarakan untuk menerimanya kembali. Hal yang sering terjadi adalah orang sudah bertobat tapi masyarakat tetap menolak mereka. Sering kali seorang penjahat setelah menjalani hukuman di LP kembali melakukan kejahatan sebab masyarakat mengucilkannya. Tidak memberi kesempatan untuk hidup sebagai bagian dari masyarakat. Mereka terus dicurigai gerak geriknya. Penolakan itu membuatnya jatuh dalam dosa lagi. Ebiet G Ade dalam lagunya “Kalian Dengarkan Keluhanku” berkisah tentang beratnya hidup setelah keluar dari penjara. Sikap masyarakat yang menolak pendosa yang bertobat sehingga dia berbuat dosa lagi menjadi lingkaran setan. Yesus memutus lingkaran itu dengan mulai menerima Zakheus.

Yesus menyatakan di depan khalayak ramai bahwa Dia hendak menumpang di rumah Zakheus. Hal ini merupakan pemulihan martabat Zakheus di depan masyarakat. Dalam budaya Timur sangat kuat konsep patron, dimana orang mengikuti apa yang dilakukan oleh pemimpinnya. Budaya ini dapat menjadi berbahaya, sebab keputusan masyarakat sangat dipengaruhi oleh keputusan pemimpin. Di beberapa daerah bahkan dalam Gereja Katolik hal ini masih kuat. Maka pernyataan Yesus untuk menumpang di rumah Zakheus merupakan pernyataan yang sangat penting sebagai pemutus lingkaran setan yang terjadi antara orang berdosa dan masyarakat. Pertobatan tidak dapat datang dari satu pihak, maka sangat penting bagi kita untuk menerima orang yang bertobat dan memperlakukan mereka sebagai manusia yang bermartabat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger