Rabu, 27 Oktober 2010

YESUS DAN ZAKHEUS: KASIH MENGALAHKAN KEJAHATAN


Ketika Yesus mengatakan bahwa Dia akan menumpang di rumah Zakheus maka banyak orang menjadi bersungut-sungut. Orang yang mengikuti Yesus pada umumnya adalah rakyat jelata. Mereka selama ini sangat terbeban oleh banyaknya aturan pajak yang mengambil sebagian besar hasil kerjanya. Dalam masyarakat Yahudi ada pajak untuk Bait Allah dimana setiap lelaki dewasa harus membayarnya. Ada pajak untuk kekaisaran Romawi dimana setiap lelaki umur 14 – 65 tahun dan perempuan umur 12 – 65 tahun harus membayar. Pajak ini memang tidak besar tapi menunjukkan bahwa mereka adalah bangsa jajahan Romawi. Masih ada lagi pajak bila orang melakukan bisnis yang akan diserahkan pada kekaisaran Romawi. Pajak ini menjadi lahan korupsi. Zakheus adalah petugas pajak yang menarik pajak untuk kepentingan Romawi.

Para pengikut Yesus berharap bahwa Yesus adalah Mesias yang akan membebaskan bangsa Israel dari penjajahan dan mengembalikan kejayaan kerajaan Daud. Zakheus sebagai pemungut pajak adalah lambang kekuasaan penjajah Romawi yang tampak dan bersentuhan langsung dengan masyarakat. Kekejaman dan kecurangan Zakheus dirasakan langsung oleh masyarakat. Kebencian masyarakat terhadap kekaisaran Romawi tertuju pada Zakheus dan para pemungut cukai lainnya, sehingga mereka dikucilkan dan dianggap sebagai orang berdosa, sebab mereka dianggap menghianati bangsanya dengan bekerja sebagai antek penjajah. Maka ketika Yesus menawarkan persahabat pada Zakheus jelas hal ini membuat mereka kecewa. Bagaimana mungkin Yesus sebagai pemimpin perjuangan sekarang berteman dengan antek penjajah?

Yesus bukanlah seorang pejuang politik yang ingin menumbangkan kekuasaan Romawi dan mengukuhkan diri sebagai raja Yahudi. Jika Dia seorang pejuang kemerdekaan bangsa Yahudi pasti Dia tidak akan mau berteman dengan antek penjajah. Dia pun akan mengajak orang agar tidak membayar pajak sebagai bentuk perlawanan. Hal ini juga yang akhirnya menjadi alasan untuk menghukumNya. Yesus menghindari konflik dengan kekuasaan Romawi. Dia datang untuk membebaskan manusia secara penuh bukan pembebasan dari kekuasaan bangsa asing, sebab penjajahan bukan hanya datang dari bangsa asing tapi juga dapat datang dari bangsa sendiri. Kaum Farisi dan para imam kepala juga menjajah rakyat dengan aneka aturan dan pajak. Bahkan bangsa sendiri bisa lebih kejam menjajah sesamanya daripada bangsa kolonial.

Zakheus juga seorang penjajah. Dia menggunakan kekuasanya untuk menindas dan memeras rakyat kecil, sehingga dapat memperkaya diri sendiri. Bila dia dimusuhi, maka dia dapat lebih kejam lagi. Sebetulnya dalam hati kecilnya dia tahu bahwa tindakan memeras dan merampas adalah suatu tindakan yang salah. Tapi karena selama ini dia dikucilkan dan dicap sebagai pendosa oleh masyarakat, maka dia membalas perlakuan masyarakat dengan bertindak lebih kejam lagi. Beberapa orang ketika kuajak berteman dengan teman-temanku di jalan mereka mengatakan takut, sebab mereka jahat dan tidak tahu aturan. Sikap dan pandangan ini membuat teman-teman di jalan merasa dimarginalkan, direndahkan, maka mereka membalas dengan melakukan kekerasan pada orang yang dianggap turut memarginalkan mereka.

Yesus mau berteman dengan Zakheus bukan untuk membenarkan tindakan Zakheus. Dia ingin mempertobatkannya. Yesus memposisikan Zakheus sebagai orang yang penting dan dibutuhkan. Semua orang merasa bangga bila dianggap penting dan dibutuhkan apalagi yang menganggapnya penting adalah seorang yang penting dan terkenal. Yesus juga tidak menyalahkan semua tindakannya di masa lalu. Tindakan ini ternyata berdampak besar dalam diri Zakheus. Dia memberikan separo hartanya pada kaum miskin dan mengembalikan empat kali lipat apa yang sudah diperasnya. Zakheus bukan hendak menyenangkan Yesus atau ingin tampak hebat dimuka teman-temannya. Tapi Yesus telah mampu membuka mata hati Zakheus akan siapa dirinya dan tugas perutusannya. Pertemuan dengan Zakheus adalah pembelajaran yang penting bagi para murid bahwa kejahatan hanya dapat dikalahkan olah kasih yang tulus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger