Zakheus yang semula hanya ingin melihat siapa gerangan Yesus itu sebenarnya ternyata disapa oleh Yesus. Dia disuruh turun sebab Yesus akan menumpang di rumahnya. Jelas hal ini suatu kejutan bagi Zakheus. Dilihat dan disapa saja oleh Yesus pasti sudah merupakan kebahagiaan bagi Zakheus. Ternyata Yesus ingin menumpang di rumahnya. Menumpang berarti Yesus akan menginap di rumahnya. Sebuah kehormatan yang luar biasa baginya, sebab dia sadar bahwa dirinya adalah seorang kepala pemungut cukai. Jabatan yang sangat dibenci oleh orang Yahudi. Sebagai pemungut cukai saja sudah dianggap sebagai orang berdosa dan dijauhi oleh orang Yahudi, apalagi dia adalah kepalanya. Dia dianggap sebagai kepalanya orang berdosa.
Dari antara sekian banyak orang yang mengikuti Yesus tapi Yesus memilih rumah Zakheus untuk menjadi tempat singgahNya sebelum Dia meneruskan perjalanan ke Jerusalem. Pilihan Yesus bukan karena Zakheus adalah seorang kaya dan pejabat atau karena dia melakukan tindakan yang aneh, sehingga menarik perhatian. Dia seorang yang sudah berumur dengan jubah kebesarannya sebagai seorang pejabat duduk di atas sebuah pohon. Yesus memilih orang dengan tujuan yang jauh daripada sekedar kekayaan, kekuasaan atau karena melakukan hal yang tidak wajar. Yesus adalah seorang yang berjalan sesuai dengan tugas perutusannya yaitu membangun Kerajaan Surga di bumi. Pilihan Yesus terkait dengan tugas perutusan itu. Maka setiap orang yang dipilih Yesus dia diutus untuk mewartakan bahwa Kerajaan Allah sudah dekat.
Yesus memilih orang juga agar mereka dapat menghasilkan buah. “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap,” (Yoh 15:16). Buah adalah hasil dari pohon yang dinikmati oleh pihak lain. Pohon tidak memakan buahnya sendiri melainkan memberikannya untuk mahluk hidup lain. Dengan demikian bila kita dipilih Allah maka kita memberikan sesuatu yang dapat dinikmati oleh orang lain atau memberikan kehidupan bagi orang lain. Menjadi murid Yesus bukan untuk mencari kenikmatan pribadi atau hanya ingin masuk surga. Menjadi murid Yesus harus mampu berbuah. Penulis surat Yakobus menantang orang yang mengaku beriman tapi tidak mewujudkan imannya secara nyata dalam perbuatan. "Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku." (Yak 2:18) Iman tampak dari perbuatan yang sesuai dengan apa yang telah dilakukan oleh Yesus sendiri.
Zakheus berusaha melihat Yesus hanya didorong rasa penasaran siapakah gerangan Yesus itu? Ternyata dari motivasi yang sederhana itu dia dipanggil oleh Yesus. Rasul Paulus didorong untuk menangkap jemaat Kristen maka dia pergi ke Damsyik. Ternyata dia dipilih oleh Yesus untuk menjadi penyebar Injil ke daerah orang bukan Yahudi. Motivasi awal untuk menemukan Yesus belum tentu sebuah motivasi yang bagus dan benar untuk mengimani Yesus. St. Vincentius a Paulo, pada awalnya memutuskan menjadi imam agar dia menjadi kaya sehingga dapat menolong keluarganya yang miskin. Dalam sebuah suratnya dia mengatakan bahwa setelah menjadi imam dia akan mengumpulkan harta lalu tinggal bersama ibunya di desa. Tapi ternyata dia dipilih oleh Allah untuk memperbaharui Gereja. Jasanya yang besar adalah mendirikan kemunitas suster yang melayani kaum miskin diluar tembok biara. Suatu keputusan yang sangat berani sebab pada jaman itu tidak wajar seorang suster berada di luar tembok biara.
Allah memilih orang dengan berbagai cara yang tidak dipahami dan kadang kala tidak terduga. Pilihan Allah membutuhkan kerja sama. Pilihan Yesus terhadap Zakheus dimulai dari keinginan Zakheus untuk melihat Yesus. Seandainya Zakheus sibuk dengan tugasnya di rumah cukai mungkin Yesus tidak akan singgah di rumahnya. Atau seandainya dia menolak maka Yesus tidak dapat memaksanya. Allah memang telah menentukan kita sejak awal, tapi Dia tetap memberi kita kebebasan untuk menentukan diri sendiri sampai pada saatnya Dia akan menentukan kita sebagai muridNya.
Dari antara sekian banyak orang yang mengikuti Yesus tapi Yesus memilih rumah Zakheus untuk menjadi tempat singgahNya sebelum Dia meneruskan perjalanan ke Jerusalem. Pilihan Yesus bukan karena Zakheus adalah seorang kaya dan pejabat atau karena dia melakukan tindakan yang aneh, sehingga menarik perhatian. Dia seorang yang sudah berumur dengan jubah kebesarannya sebagai seorang pejabat duduk di atas sebuah pohon. Yesus memilih orang dengan tujuan yang jauh daripada sekedar kekayaan, kekuasaan atau karena melakukan hal yang tidak wajar. Yesus adalah seorang yang berjalan sesuai dengan tugas perutusannya yaitu membangun Kerajaan Surga di bumi. Pilihan Yesus terkait dengan tugas perutusan itu. Maka setiap orang yang dipilih Yesus dia diutus untuk mewartakan bahwa Kerajaan Allah sudah dekat.
Yesus memilih orang juga agar mereka dapat menghasilkan buah. “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap,” (Yoh 15:16). Buah adalah hasil dari pohon yang dinikmati oleh pihak lain. Pohon tidak memakan buahnya sendiri melainkan memberikannya untuk mahluk hidup lain. Dengan demikian bila kita dipilih Allah maka kita memberikan sesuatu yang dapat dinikmati oleh orang lain atau memberikan kehidupan bagi orang lain. Menjadi murid Yesus bukan untuk mencari kenikmatan pribadi atau hanya ingin masuk surga. Menjadi murid Yesus harus mampu berbuah. Penulis surat Yakobus menantang orang yang mengaku beriman tapi tidak mewujudkan imannya secara nyata dalam perbuatan. "Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku." (Yak 2:18) Iman tampak dari perbuatan yang sesuai dengan apa yang telah dilakukan oleh Yesus sendiri.
Zakheus berusaha melihat Yesus hanya didorong rasa penasaran siapakah gerangan Yesus itu? Ternyata dari motivasi yang sederhana itu dia dipanggil oleh Yesus. Rasul Paulus didorong untuk menangkap jemaat Kristen maka dia pergi ke Damsyik. Ternyata dia dipilih oleh Yesus untuk menjadi penyebar Injil ke daerah orang bukan Yahudi. Motivasi awal untuk menemukan Yesus belum tentu sebuah motivasi yang bagus dan benar untuk mengimani Yesus. St. Vincentius a Paulo, pada awalnya memutuskan menjadi imam agar dia menjadi kaya sehingga dapat menolong keluarganya yang miskin. Dalam sebuah suratnya dia mengatakan bahwa setelah menjadi imam dia akan mengumpulkan harta lalu tinggal bersama ibunya di desa. Tapi ternyata dia dipilih oleh Allah untuk memperbaharui Gereja. Jasanya yang besar adalah mendirikan kemunitas suster yang melayani kaum miskin diluar tembok biara. Suatu keputusan yang sangat berani sebab pada jaman itu tidak wajar seorang suster berada di luar tembok biara.
Allah memilih orang dengan berbagai cara yang tidak dipahami dan kadang kala tidak terduga. Pilihan Allah membutuhkan kerja sama. Pilihan Yesus terhadap Zakheus dimulai dari keinginan Zakheus untuk melihat Yesus. Seandainya Zakheus sibuk dengan tugasnya di rumah cukai mungkin Yesus tidak akan singgah di rumahnya. Atau seandainya dia menolak maka Yesus tidak dapat memaksanya. Allah memang telah menentukan kita sejak awal, tapi Dia tetap memberi kita kebebasan untuk menentukan diri sendiri sampai pada saatnya Dia akan menentukan kita sebagai muridNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar