Kisah pertemuan Yesus dan Zakheus dalam Injil Lukas 19:1-10 merupakan khas Lukas, sebab tidak diceritakan dalam Injil lain. Injil Matius juga menceritakan pertemuan Yesus dengan seorang pemungut cukai bernama Matius. Tapi Lukas juga menulis cerita yang sama antara Yesus dengan Lewi. Mungkin Matius dan Lewi adalah orang yang sama sedangkan Zakheus adalah orang lain lagi. Zakheus adalah seorang kaya karena dia adalah kepala pemungut cukai. Dia tinggal di Jericho, kota yang berjarak sekitar 16 km dari laut mati, yang merupakan kota tua dan penting sejak berabad-abad sebelum masehi. Dari Jericho ada jalan menuju Jerusalem, maka Yesus melintasi daerah itu dalam perjalananNya ke Jerusalem.
Zakheus sebagai kepala pemungut cukai mungkin sudah banyak mendengar tentang Yesus dari orang-orang yang keluar masuk kota Jericho. Tapi dia belum pernah melihat sendiri. Maka ketika dia mendengar Yesus sedang melintasi Jericho dia ingin melihat siapa gerangan Yesus itu yang telah menjadi pembicaraan orang banyak sebab mujijat dan pengajaran yang telah dilakukanNya. Zakheus bukan orang yang hendak mengikuti Yesus atau menjadi muridNya. Dia hanya ingin membuktikan apakah Yesus yang dia dengar sama dengan Yesus yang dilihatnya. Hal ini umum terjadi dalam masyarakat. Kita pun sering ingin melihat bila ada tokoh yang banyak dibicarakan oleh orang. Kita hanya ingin membuktikan sendiri apakah gambaran tokoh yang kita dengar dari cerita orang sama dengan penampilan aslinya.
Hal yang membuat aneh dalam kisah Zakheus ini adalah tindakannya untuk melihat Yesus. Dia orang kaya dan sebagai kepala pemungut cukai maka dia termasuk pejabat tinggi di Jericho. Tapi dia berlari-lari lalu memanjat pohon. Bila hal itu dilakukan oleh rakyat biasa mungkin tidak akan tampak aneh. Tapi Zakheus adalah seorang pejabat kekaisaran Romawi. Sebagai seorang pejabat yang sedang bertugas tentu dia memakai baju kebesaran yang menunjukkan status jabatannya. Bagaimana mungkin dia berlari-lari mendahului orang lalu memanjat pohon? Apa kata anak buahnya yang melihatnya bertindak seperti itu? Sebagai pejabat yang kaya dia dapat menggunakan kekuasaan dan kekayaannya untuk mendapatkan tempat yang baik agar dia dapat melihat Yesus. Tapi hal itu tidak dilakukannya. Dia lebih memilih hal yang tidak wajar.
Dalam masyarakat kita sering melihat orang yang menggunakan kekuasaan atau kekayaannya untuk mendapatkan fasilitas. Aku pernah mau naik pesawat dan terpaksa dialihkan sebab pesawat yang akan kunaiki dibooking oleh rombongan seorang istri mantan pejabat negara yang akan pulang kampung. Beberapa orang yang mengalami nasib sepertiku menyatakan keberatan tapi petugas penerbangan tidak kuasa menolak rombongan ibu-ibu itu. Kami hanya dapat melihat dengan jengkel ketika rombongan itu lewat sambil berbicara ribut seolah merekalah penguasa bandara. Seorang yang berkuasa cenderung ingin menunjukkan siapa dirinya dari kekuasaannya. Dengan mampu menyerobot tiket orang maka dia hendak menunjukkan bahwa dialah penguasa yang harus mendapat prioritas utama.
Zakheus tidak ingin menunjukkan siapa dirinya dari kekuasaan dan kekayaannya. Maka dia rela lari-lari mendahului banyak orang lalu memanjat pohon agar dapat melihat Yesus dengan jelas. Jika melihat sikap ini kita dapat membayangkan bahwa sebetulnya Zakheus adalah orang yang rendah hati dan spontan. Meski dia kaya dan berkuasa tapi dia tidak menggunakan semua itu untuk melihat Yesus. Dia menyetarakan diri dengan orang banyak yang harus berjuang untuk melihat Yesus bahkan dia mengambil sikap seperti anak kecil. Mungkin dia tahu bahwa Yesus bukanlah orang yang dapat dibeli oleh kekayaan atau takut pada kekuasaan. Maka percuma bila dia ingin mengundang Yesus dengan mengandalkan kekayaan dan jabatannya. Satu-satunya jalan adalah menggunakan caranya sendiri meski dia akan menjadi bahan tertawaan. Dorongan untuk melihat Yesus membuatnya berani melepaskan segalanya dan tidak peduli apa penilaian orang padanya. Sikap inilah yang dibutuhkan untuk bertemu dengan Tuhan.
Zakheus sebagai kepala pemungut cukai mungkin sudah banyak mendengar tentang Yesus dari orang-orang yang keluar masuk kota Jericho. Tapi dia belum pernah melihat sendiri. Maka ketika dia mendengar Yesus sedang melintasi Jericho dia ingin melihat siapa gerangan Yesus itu yang telah menjadi pembicaraan orang banyak sebab mujijat dan pengajaran yang telah dilakukanNya. Zakheus bukan orang yang hendak mengikuti Yesus atau menjadi muridNya. Dia hanya ingin membuktikan apakah Yesus yang dia dengar sama dengan Yesus yang dilihatnya. Hal ini umum terjadi dalam masyarakat. Kita pun sering ingin melihat bila ada tokoh yang banyak dibicarakan oleh orang. Kita hanya ingin membuktikan sendiri apakah gambaran tokoh yang kita dengar dari cerita orang sama dengan penampilan aslinya.
Hal yang membuat aneh dalam kisah Zakheus ini adalah tindakannya untuk melihat Yesus. Dia orang kaya dan sebagai kepala pemungut cukai maka dia termasuk pejabat tinggi di Jericho. Tapi dia berlari-lari lalu memanjat pohon. Bila hal itu dilakukan oleh rakyat biasa mungkin tidak akan tampak aneh. Tapi Zakheus adalah seorang pejabat kekaisaran Romawi. Sebagai seorang pejabat yang sedang bertugas tentu dia memakai baju kebesaran yang menunjukkan status jabatannya. Bagaimana mungkin dia berlari-lari mendahului orang lalu memanjat pohon? Apa kata anak buahnya yang melihatnya bertindak seperti itu? Sebagai pejabat yang kaya dia dapat menggunakan kekuasaan dan kekayaannya untuk mendapatkan tempat yang baik agar dia dapat melihat Yesus. Tapi hal itu tidak dilakukannya. Dia lebih memilih hal yang tidak wajar.
Dalam masyarakat kita sering melihat orang yang menggunakan kekuasaan atau kekayaannya untuk mendapatkan fasilitas. Aku pernah mau naik pesawat dan terpaksa dialihkan sebab pesawat yang akan kunaiki dibooking oleh rombongan seorang istri mantan pejabat negara yang akan pulang kampung. Beberapa orang yang mengalami nasib sepertiku menyatakan keberatan tapi petugas penerbangan tidak kuasa menolak rombongan ibu-ibu itu. Kami hanya dapat melihat dengan jengkel ketika rombongan itu lewat sambil berbicara ribut seolah merekalah penguasa bandara. Seorang yang berkuasa cenderung ingin menunjukkan siapa dirinya dari kekuasaannya. Dengan mampu menyerobot tiket orang maka dia hendak menunjukkan bahwa dialah penguasa yang harus mendapat prioritas utama.
Zakheus tidak ingin menunjukkan siapa dirinya dari kekuasaan dan kekayaannya. Maka dia rela lari-lari mendahului banyak orang lalu memanjat pohon agar dapat melihat Yesus dengan jelas. Jika melihat sikap ini kita dapat membayangkan bahwa sebetulnya Zakheus adalah orang yang rendah hati dan spontan. Meski dia kaya dan berkuasa tapi dia tidak menggunakan semua itu untuk melihat Yesus. Dia menyetarakan diri dengan orang banyak yang harus berjuang untuk melihat Yesus bahkan dia mengambil sikap seperti anak kecil. Mungkin dia tahu bahwa Yesus bukanlah orang yang dapat dibeli oleh kekayaan atau takut pada kekuasaan. Maka percuma bila dia ingin mengundang Yesus dengan mengandalkan kekayaan dan jabatannya. Satu-satunya jalan adalah menggunakan caranya sendiri meski dia akan menjadi bahan tertawaan. Dorongan untuk melihat Yesus membuatnya berani melepaskan segalanya dan tidak peduli apa penilaian orang padanya. Sikap inilah yang dibutuhkan untuk bertemu dengan Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar